uasana Terminal keberangkatan 1B yang padat dengan calon penumpang pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (3/8). Untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara terdapat penerbangan tambahan yang terdiri dari 1.576 tempat duduk penerbangan domestik dan 229 internasional. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kabupaten Tangerang menawarkan tiga opsi dalam program perluasan Bandara Soekarno Hatta. Alternatif tersebut dinilai sebagai solusi untuk mempercepat perluasan bandara yang hingga kini masih terkendala lahan. "Kami menawarkan. Keputusan di tangan pemerintah pusat," kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen, Rabu, 27 November 2013.
Pemerintah Kabupaten Tangerang menolak ekspansi lahan bandara seluas 1.000 hektare di Kecamatan Teluknaga dan Kosambi. Dikhawatirkan hal tersebut akan memunculkan konflik sosial yang sangat tinggi karena akan menggusur 2.000 kepala keluarga di lima desa. "Banyak sekali yang harus dikorbankan jika ada perluasan lahan di dua kecamatan itu," kata Bupati.
Sebagai alternatif, Pemerintah Kabupaten Tangerang mengusulkan tiga lokasi untuk pembangunan terminal baru dan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta. Pertama, di Kecamatan Teluk Naga, ada lahan seluas 400 hektare yang siap dibebaskan. "Lokasinya masih dekat dengan Bandara Soekarno Hatta," kata Zaki. Namun, konflik sosialnya relatif kecil karena tidak banyak pemukiman.
Kedua, lahan seluas 1.200 di Kecamatan Pakuaji. Areal ini merupakan kawasan hijau untuk pertanian. "Secara tata ruang itu masuk lahan pertanian dan potensi konflik sosialnya kecil."
Ketiga, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan lahan di pulau reklamasi yang saat ini sedang dalam proses pembuatan. Sebuah kawasan kota baru pantura sedang disiapkan dengan mereklamasi 9.000 hektare laut yang diubah menjadi tujuh pulau.