Mengapa Truk BBM Berhenti di Rel Kereta Bintaro?

Reporter

Editor

Mohammad Reza Maulana

Selasa, 10 Desember 2013 09:25 WIB

Petugas pemadaman kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar mobil tanki bahan bakar yang tertabrak kereta jurusan Tanah Abang di lintasan Ulujami, Bintaro Pengsanggrahan, Jakarta (09/12). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan maut di Bintaro bermula saat truk Pertamina menerobos pintu. Sialnya, ketika berada di rel, truk pengangkut 24 ribu bahan bakar minyak itu mendadak berhenti.

Saksi menyatakan, sekitar pukul 11.20 siang itu, lalu lintas di Jalan Bintaro Permai, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sedang padat. Lalu sirene pintu perlintasan kereta meraung-raung. Dua mobil yang terlanjur berada di rel tampak mundur untuk menghindari palang yang turun. Namun, truk Pertamina malah maju ke arah Petukangan. "Sopirnya maksa melintas," kata Iyam, 50 tahun, warga setempat.

Iyam melihat truk nahas tersebut berhenti saat belum sepenuhnya melintasi rel, seperti mogok. Saksi lain menyebut ada angkot yang menghalangi laju truk. Maklum, lalu lintas sedang padat. "Padahal jarak sudah dekat," kata Ali Imron, yang berada di gerbong kedua.

Musibah pun terjadi. Dengan kecepatan sekitar 70 kilometer per jam, lokomotif menyambar bagian belakang truk yang nangkring di atas rel dan meledak. Api terus berkobar dan baru bisa dipadamkan setelah dua jam oleh petugas yang didukung 22 unit mobil pemadam.

Penjelasan lain soal berhentinya truk BBM adalah akibat medan magnet di rel kereta. Hal ini berhubungan dengan banyaknya kecelakaan di pintu perlintasan kereta. Dari situs Bismania.com, disebutkan gesekan roda dan rel kereta menimbulkan medan magnet yang tersimpan sampai tiga jam. Hal itu bisa mengganggu kerja dinamo starter dan membuat kendaraan bermotor yang mati sulit dihidupkan. Jika terjebak medan magnet, forum di situs penggemar bus tersebut memberi saran untuk membunyikan klakson terus-menerus untuk membuyarkan "jeratan" magnet itu.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan membutuhkan tiga bulan untuk menyelidiki musibah yang menewaskan enam orang itu. Pertamina menanggung biaya pengobatan bagi puluhan korban. Klik untuk baca selengkapnya tentang kecelakaan kereta api Bintaro.

AMIRULLAH | TRISTIA R | PINGIT ARIA