Ilustrasi Tragedi Bintaro II. (ILUSTRASI: INDRA FAUZI)
TEMPO.CO, Jakarta - Awak kereta Commuter Line nomor 1131 (Serpong-Tanah Abang) ternyata sempat memperingatkan penumpang sebelum kereta menabrak truk tangki di lintasan kereta Jalan Bintaro Permai, Bintaro, Jakarta Selatan. Namun peringatan itu menjadi sia-sia karena beberapa detik kemudian kereta terjungkal dan terjadi kebakaran.
"Saya tidak sempat berbuat apa-apa," kata July saat ditemui di RS dr Suyoto, Jakarta Selatan, 10 Desember 2013. July adalah salah satu korban dalam kecelakaan itu. Dia naik dari Stasiun Pondok Ranji dan berada di gerbong khusus wanita yang berada paling depan. "Saya naik kereta untuk berangkat kerja, kebetulan saya masuk jam 12," kata July.
Menurut July, dia tidak memiliki firasat apa pun sebelum kecelakaan terjadi. Dia juga tidak melihat kejanggalan saat kereta meninggalkan Stasiun Pondok Ranji. "Sebelum kereta melintasi pintu perlintasan, kan ada belokan, nah saat itu ada yang keluar dari ruang masinis," kata dia. "Orang itu bilang kalau keretanya mau tabrakan."
July sama sekali tidak paham dengan peringatan itu. Dia baru menyadari adanya bahaya saat pintu ruang masinis terbuka. "Saya melihat ada mobil tangki berwarna merah, ada di tengah lintasan," katanya. Belum sempat dia berbuat apa-apa, kereta sudah menghantam truk itu.
Setelah terjadi benturan keras, July merasakan gerbong yang dia tempati terjungkal. Tubuhnya ikut terpelanting dan jatuh. Begitu juga dengan penumpang-penumpang lain. Tubuh July terimpit di bawah. "Lampu mati, lalu saya mencium bau asap dan saya lihat ada api," katanya. Setelah itu, July tidak ingat apa-apa lagi. Setelah sadar, dia sudah berada di rumah sakit.