Seseorang pemudik saat membeli tiket di Terminal Lebak Bulus, Jakarta (22/7). Menjelang arus mudik Lebaran, pemerintah mengeluarkan larangan untuk bus menaikkan tarif angkutan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta akan menutup Terminal Lebak Bulus per 6 Januari untuk pengerjaan proyek Mass Rapid Transit. Nantinya, sekitar 200 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Lebak Bulus dialihkan ke Terminal Pulogadung di Jakarta Timur, Kampung Rambutan di Jakarta Selatan, dan Kalideres, Jakarta Barat.
Namun, Ketua Koperasi Karyawan Bus Antar Kota (Kowanbisata) Lebak Bulus, Sumardi, menyatakan penolakannya terhadap rencana itu. "Kami menolak karena terlalu jauh," kata dia, Kamis, 2 Januari 2014. "Ada 80 perusahaan bus di Lebak Bulus dan kami minta dipindahkan tak jauh dari lokasi sekarang."
Sumardi mengatakan kebanyakan pengguna bus AKAP Lebak Bulus adalah masyarakat dari dan akan ke Jakarta Selatan atau Tangerang Selatan. Pemindahan itu, Sumardi melanjutkan, membuat 80 perusahaan otobus di Lebak Bulus harus bersaing dengan pengusaha AKAP yang sudah ada lebih dulu di tiga terminal. Mereka pun khawatir omzetnya akan berkurang.
"Di Lebak Bulus, sehari kami bisa angkut 1.500 orang. Bahkan kalau Lebaran bisa sampai 10 ribu orang," ujarnya. Ia pun meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bisa memecahkan masalah ini. "Kami sepakat pembangunan MRT, tapi kami meminta keadilan," ujarnya.
Lokasi Terminal Lebak Bulus akan dijadikan terminal subway, yang menjadi bagian dari proyek angkutan massal (Mass Rapid Trasport) DKI. Subway akan menghubungkan kawasan Dukuh dan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.