Warga mengerumuni TKP tewasnya Brigadir Satu Nurul Affandi, setelah ditembak seseorang yang akan merampok sepeda motor miliknya yang terparkir di depan warung rujak di Jalan Raya Klapanunggal, Bogor (10/1). TEMPO/Sidik Permana
TEMPO.CO, Bogor - Polisi yang tewas ditembak perampok di Jalan Raya Klapanunggal, Kabupaten Bogor, masih memegang kerupuk saat meregang nyawa. Menurut saksi mata, korban Brigadir Satu Nurul Affandi memang sedang makan rujak saat pelaku menembaknya. "Kerupuk dipegang di tangan kanan," kata Ida, warga setempat yang menjadi saksi mata, Jumat, 10 Januari 2014.
Menurut Ida, korban saat itu memang tidak mengenakan seragam. Namun, pemilik warung, Titin, tahu jika korban adalah polisi. "Kan, korban sering makan di warung itu," katanya.
Nurul Affandi adalah anggota Reserse Kriminal Sektor Klapanunggal. Sekitar pukul 14.00 dia datang ke warung Titin dan memesan rujak. Warung itu tidak jauh dari kantor Polsek Klapanunggal. Korban datang menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter MX bernomor polisi F-3117-NH.
Ketika korban sedang menyantap rujak yang dipesan, dia melihat ada seorang lelaki mendekati sepeda motornya. Korban menghampiri dan menegur lelaki itu. "Bung, lagi ngapain lo?" kata Ida, menirukan ucapan Nurul.
Setelah ditegur korban, lelaki itu menjauh. Belakangan diketahui dia pergi ke samping warung dan masuk dari dapur. Lelaki itu kemudian mengeluarkan pistol dan menembak korban, tepat di kepala. Korban tersungkur dan pelaku kabur bersama rekannya yang sudah menunggu di sepeda motor.