Kapal jenis roll on-roll off (Roro) KM BJL I tenggelam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (14/1). Kapal dengan rute Bangka Belitung-Pelabuhan Tanjung Priok tersebut mengangkut 55 unit mobil dan 22 kendaraan roda dua dan tidak adanya korban jiwa atas peristiwa tersebut. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Terbaliknya kapal roll-on roll-off (ro-ro) Bangka Jaya Line 1 di Pelabuhan Tanjung Priok menimbulkan masalah lain. Perairan di sekitar pelabuhan kini rawan tercemar minyak yang tumpah dari lambung kapal.
Menurut Kepala Bidang Keselamatan dan Laik Layar Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan Tanjung Priok, Purgana, untuk menghindari pencemaran akibat tumpahan minyak dari kapal Bangka Jaya Line 1, para petugas memasang jaring penampung minyak atau oil boom. Jaring yang terbuat dari bahan plastik tersebut dipasang mengelilingi badan kapal yang terapung dalam kondisi terbalik 90 derajat. Belum diketahui berapa banyak minyak yang berada di lambung kapal dan yang sudah tumpah ke laut.
Purgana mengatakan, petugas Kantor Kesyahbandaran dan Penjaga Laut dan Pantai (PLP) masih berada di lokasi untuk menangani insiden ini. Kapal milik perusahaan pelayaran, PT Bangka Jaya Line, itu masih berada di Dermaga 107, "Di samping dermaga kapal penumpang," kata dia, Selasa, 14 Januari 2014.
Kapal Bangka Jaya Line 1 tujuan Bangka Belitung terbalik 90 derajat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pukul 02.50 WIB. Saat terbalik, kapal nahas itu tengah bersiap berangkat ke Bangka Belitung seusai pengecekan keamanan. Sekitar pukul 03.00 WIB, seluruh penumpang kapal berhasil dievakuasi. Namun, kapal tersebut miring dengan cepat dan kendaraan yang diangkutnya terjebak di dalam lambung.
Kepala Seksi Operasi PLP Tanjung Priok, Yudi Kusmiyanto, mengatakan kegiatan pemasangan oil boom dilakukan pada pukul 08.30-10.30 WIB. Setelah jaring itu terbentang, petugas memasang alat bernama skimmer untuk menyedot tumpahan minyak. "Anggota tim menyedot minyak yang tumpah dari kapal ke perairan," ujar Yudi.