TEMPO.CO , Jakarta - Wacana penutupan terminal Lebak Bulus di kalangan sopir, pegawai loket, dan pedagang masih simpang siur. Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menutup terminal pekan ini, namun kalangan masyarakat terminal mengabaikan isu tersebut.
"Kami tetap sikapnya, menunggu itu (penutupan terminal) dari mulut Jokowi langsung," ujar Wakil Ketua Koperasi Karyawan Bus Antar Kota Antar Provinsi Koko Simanjuntak pada Tempo, Rabu, 15 Januari 2014. Hingga saat ini, aktivitas di terminal masih berlangsung seperti biasa. Bus-bus masih lalu lalang dan mangkal di sektor selatan terminal seluas dua hektar tersebut.
Yang berbeda adalah terjadi sejumlah teror dalam sepekan terakhir yang dilakukan pihak pemerintah. Koko menuding banyak bus trayek Lebak Bulus yang ditilang di tengah jalan. "Penumpang disuruh turun, katanya melanggar. Tapi nggak jelas apa yang dilanggar," ujarnya.
Ia menyatakan hingga saat ini belum ada instruksi melowongkan terminal Lebak Bulus. Sehingga menurutnya bus-bus yang berangkat dan menuju sana statusnya masih legal. Ia menuding pemerintah mengambil jalan pintas mengatasi polemik ini, tanpa kembali berunding dengan masyarakat terminal. "Kami merasa terancam," ujarnya.
Kepala Terminal Lebak Bulus mengaku tak tahu teror tersebut. Ia hanya memastikan terminal masih beroperasi seperti biasa. "Belum ada instruksi lanjutan setelah penundaan," ujarnya.
Namun ia menyatakan sudah ada beberapa Perusahaan Otobus (PO) yang mulai meninggalkan Lebak Bulus. "Sudah ada sepuluh yang pindah," ujarnya. Ini merupakan gelombang pertama pemindahan trayek, setelah pekan lalu digelar rapat di Kementerian Perhubungan dengan agenda penutupan trayek Lebak Bulus. Masih ada sekitar 30 PO bus yang kini masih beroperasi di Lebak Bulus.
Di antara bus yang sudah mulai bedol terminal, yakni PO Primajasa jurusan Jawq Barat. Mereka kini memiliki pool di kawasan Ciputat. Sambil menunggu ada terminal bayangan, mereka sementara ngetem di depan Sekolah Polisi Wanita, Ciputat, Tangerang Selatan.
"Jadi nantinya ganti trayek jadi ke Ciputat, nggak masuk Lebak Bulus lagi," ujar Syafri, 32 tahun, petugas PO bus Primajasa. Ia tak tahu alasan pasti alasan dan pemindahan itu, namun hal ini dianggapnya sebagai upaya untuk tetap melayani penumpang ke arah Jakarta Selatan.
"Kalau alasannya itu urusan bos. Cuma yang pasti kan di sini ada penumpang yang harus dilayani, jadi nggak mungkin ke pindah ke terminal lain," ujarnya. Soal ancaman, ia mengaku tak lagi ada setelah pindah dari Lebak Bulus. "Dulu ada, tapi nggak sampai diturunkan penumpangnya di jalan. Sekarang aman," ujarnya.
Namun tak semua bus gerak cepat seperti PO Primajasa. Mereka berdalih tak mau menyerah terlalu cepat. "Kami mau pindah kalau sudah ada solusi, kalau tidak bikin terminal baru yang lebih kecil dekat sini, atau terminal dalam kota dibuat bisa disinggahi bus AKAP," ujar Ketua Kowanbisata, Sumardi.
Terminal bus AKAP Lebak Bulus harusnya ditutup pekan lalu. Terminal ini akan dibangun depo Mass Rapid Transit yang memakan sejumlah besar lahan terminal. Rencananya terminal ditutup pekan lalu, namun gagal karena penolakan masyarakat terminal. Hingga kini, nasib terminal ini masih terkatung-katung. Pihak pemerintah belum bisa memastikan kabar penutupan ini.
M. ANDI PERDANA | WITA ADELINA
Berita Lain:
Anas Urbaningrum Ditahan, Dosen Unair Meminta Maaf
Mahfud Mengaku Heran Atas Pemilihan Akil Mochta
Soal Dugaan Suap Pilgub Jatim, Ini Kata Cak Imin
Kata Istrinya, Anas Urbaningrum Sedang Tirakat
Kado Tahun Baru Anas Urbaningrum Versi Ipar SBY