TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan banjir yang terjadi setiap kali hujan deras di Jabodetabek merupakan dampak dari buruknya sistem drainase dan minimnya daerah resapan air. "Area tangkapan air kan minim, semuanya sudah dilapisi aspal dan semen," kata Jokowi ketika meninjau banjir di Kompleks Cipinang Indah, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu, 29 Januari 2014.
Pemerintah Provinsi DKI sudah membuat 1.560 sumur resapan. Namun apa daya, semua masih belum cukup. "Sekarang baru ada 1.560 sumur, masih jauh sekali dari jumlah ideal," kata Jokowi.
Buruknya sistem drainase juga membuat aliran air hujan tak bisa lancar sampai ke sungai. Apalagi banyak saluran air yang tersumbat sampah serta kabel dan pipa utilitas, sehingga genangan air semakin cepat timbul ketika hujan turun.
Pemerintah, kata dia, berupaya mengeruk dan menormalisasi saluran air, tapi baru bisa sekitar 20 persennya saja. Sisa saluran air di Jakarta lainnya masih tersumbat. "Coba saja masuk ke gorong-gorong kalau enggak percaya," kata Jokowi.
Namun ada hal lain yang juga memicu banjir di Jakarta, yakni aliran air yang melebihi kapasitas sungai. Banjir di Kompleks Cipinang Indah merupakan satu contoh banjir yang disebabkan meluapnya air dari Kali Sunter. Masalah semacam inilah yang menurut Jokowi bisa diselesaikan melalui sodetan ke Kanal Banjir Timur.
Persoalannya, cara membuat sodetan membutuhkan waktu setidaknya dua tahun. DKI Jakarta sempat terkendala pembebasan lahan yang memakan waktu lama. "Harus relokasi, tapi sekarang rusunnya belum siap," tutur Jokowi.
Menurut Jokowi, pemerintah sedang menyiapkan pembangunan rusunawa di Cipinang Besar Selatan dan Marunda agar relokasi bisa cepat dilakukan.
ANGGRITA DESYANI
Baca juga:
Banjir, Bekasi ke Gerbang Tol Halim 3 Jam!
Banjir, Cawang-Pancoran Macet Total
Listrik 10 Wilayah Jakarta-Tangerang Masih Padam
Rel Tergenang, KRL Manggarai-Jatinegara Terganggu
Berita terkait
Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati
5 jam lalu
Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem
6 jam lalu
Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti
7 jam lalu
Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,
Baca SelengkapnyaBanjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga
9 jam lalu
Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.
Baca Selengkapnya33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi
9 jam lalu
Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.
Baca SelengkapnyaMembedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru
11 jam lalu
Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.
Baca SelengkapnyaRelawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres
12 jam lalu
Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang
13 jam lalu
Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.
Baca SelengkapnyaRespons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo
15 jam lalu
Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?
16 jam lalu
Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?
Baca Selengkapnya