Warga korban banjir menaiki perahu evakuasi Tim SAR Kostrad untuk menghindari datangnya banjir kiriman di Kampung Pulo, Jakarta (30/1). Menurut pengakuan warga, mereka panik dan tidak sabar menunggu kedatangan perahu sehingga sejumlah orang berebutan untuk naik perahu evakuasi. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tujuh perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi warga bantaran Kali Ciliwung, tepatnya di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, ternyata tak cukup. Walhasil, warga yang panik akan banjir kiriman berebut untuk dievakuasi, meski harus melawan arus Kali Ciliwung sepanjang 2 kilometer.
"Warga enggak sabaran nunggu perahu karet datang, sementara air terus naik. Panik jadinya begitu (rebutan)," kata Fitri, warga RT 13 RW 02 Kampung Pulo.
Saling berebutnya warga ini, menurut Fitri, membuat ibu-ibu yang membawa anak harus menunggu evakuasi. "Yang muda-muda duluan karena rebutan itu," ujarnya.
Kepala Sektor IV (Jatinegara) Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur Ali Patar berupaya mengevakuasi seluruh warga sebelum air semakin tinggi. "Kami juga sulit karena melawan arus sejauh 2 kilometer, tapi tim terus evakuasi," kata Ali.
Menurut Ali, tim evakuasi hanya bisa menjangkau dari Kali Ciliwung. Sebab, perahu karet tidak dapat masuk ke gang-gang permukiman warga. "Jadi hanya di sekitaran bantaran kali, perahu kami tidak muat masuk gang," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, saat ini ketinggian banjir di Kampung Pulo mencapai 3 meter. Air diperkirakan akan terus naik akibat tingginya air di Bendung Katulampa yang mencapai 230 sentimeter atau siaga I pada dinihari tadi. Sebanyak 2.600 warga telah mengungsi di beberapa posko pengungsian, seperti kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, RS Hermina, posko RW, dan Masjid Attawabin.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.