Kapolri Bisa Panggil Tommy Winata

Reporter

Editor

Selasa, 29 Juli 2003 15:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Dengan adanya pelaporan dari sejumlah tokoh, Selasa (11/3) kemarin, seharusnya Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar bisa melakukan langkah-langkah strategis berkaitan dengan aksi premanisme di kantor majalah Tempo.Termasuk di dalamnya, memanggil Tommy Winata untuk diminta keterangannya. Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Abdul Muti berkaitan dengan aksi premanisme dari sejumlah orang yang mengaku sebagai pengikut Tomy Winata terhadap wartawan dan kantor majalah Tempo, Sabtu (8/3) lalu. Langkah strategis tersebut, pertama, menugaskan kepada stafnya untuk melakukan pelacakan terhadap peristiwa perusakan itu. Sedangkan langkah kedua, memproses siapa saja yang terbukti terlibat. Termasuk di dalamnya, memanggil Tomy Winata untuk dimintai keterangannya. "Polisi kan punya kewenangan untuk itu. Proses-nya memang di pengadilan, tapi perbuatan itu sudah jelas dari bukti formal yang ada, polisi sudah punya alasan," katanya. Mu'ti juga menyinggung pernyataan yang sempat dilontarkan pejabat kepolisian bahwa sebelum ada laporan, mereka belum bertindak. Fakta-fakta kan ada, peliputan dari media massa jelas ada, ujarnya. Secara pribadi, Mu'ti mendukung upaya pihak kepolisian untuk segera menindak para pelaku kekerasan tersebut berdasarkan bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti formil itu kan sudah bisa menjadi alasan dan delik aduan. Ada dua wartawan yang terluka," katanya. Menurut Mu'ti, dalam kasus Amir Majelis Mujahidin Abu Bakar Ba'asyir, polisi bisa melakukan penangkapan tanpa adanya bukti yang cukup kuat. "Namun, (kasus majalah Tempo) ini sudah ada buktinya, malah menunggu laporan, itu kan set-back, ujarnya. Tindakan kekerasan tersebut, kata Muti, juga menunjukkan bahwa iklim demokrasi dan kekebasan pers di Indonesia belum bisa berkembang sebagaimana diharapkan. Aksi itu juga menunjukkan bahwa aparat keamanan belum bertindak tegas terhadap mereka yang melakukan tindakan kekerasan. Bagaimanapun juga tindakan kekerasan itu merupakan perbuatan kriminal, kata Muti. Mu'ti menyebutkan bahwa salah satu pilar terpenting demokrasi adalah pers. Kalau kemudian pers tidak mendapat tempat yang proporsional dalam demokrasi, sama saja demokrasi itu mengalami kemunduran, ujarnya. Dia juga menambahkan, Tomy Winata bukan hanya sekali ini saja mendalangi hal-hal seperti itu. "Premanisme itu amat berbahaya di masa depan, katanya. Mu'ti juga mencermati artikel yang dimuat majalah Tempo yang menjadi alasan para pengikut Tomy Winata tersebut. Kalau agak cermat, (tulisan) itu sudah cover both side (seimbang), ujarnya. (Dimas Adityo-Tempo News Room)

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 menit lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ide Kencan di Luar Ruangan saat Cuaca Cerah

3 menit lalu

Ide Kencan di Luar Ruangan saat Cuaca Cerah

Berikut ragam kegiatan luar ruangan yang bisa dilakukan bersama pasangan, kencan sambil berjemur dan menghirup udara segar.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

4 menit lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

5 menit lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

11 menit lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

13 menit lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

16 menit lalu

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

Big Daddy Dune menjadi simbol keindahan alam Namibia dan menjadi tujuan populer bagi para wisatawan yang mencari petualangan.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

16 menit lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

EKSKLUSIF: Robert Bonosusatya Jelaskan Transfer Uang ke Tersangka Kasus Korupsi Timah

16 menit lalu

EKSKLUSIF: Robert Bonosusatya Jelaskan Transfer Uang ke Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Robert Bonosusatya blak-blakan soal uang yang dikirimnya kepada salah satu tersangka kasus dugaan korupsi timah di Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya

3.454 Personel Polisi Dikerahkan Amankan Demo Hari Buruh di Depan Monas, Siagakan Water Cannon

25 menit lalu

3.454 Personel Polisi Dikerahkan Amankan Demo Hari Buruh di Depan Monas, Siagakan Water Cannon

Usai orasi di depan Monas, para buruh akan menuju ke Stadion Madya GBK untuk memperingati Hari Buruh Internasional 2024.

Baca Selengkapnya