Listrik di Grha Cempaka Mas Sudah Menyala  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 9 Februari 2014 07:56 WIB

Ruko dan Apartemen Cempaka Mas. dok TEMPO/Hendra Suhara

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Grha Cempaka Mas akhirnya bisa sedikit bernapas lega setelah pada Kamis lalu, 6 Februari 2014, melakukan mediasi dengan pengelola apartemen PT Duta Pertiwi di kantor Polisi Resor Jakarta Pusat. Hasil mediasi itu memerintahkan PT Duta Pertiwi menyalakan kembali listrik pada seratusan unit apartemen yang sempat disegel secara sepihak oleh pengelola.

"Listrik warga yang disegel sebagian sudah mulai dinyalakan pada Jumat malam kemarin," kata Justiani, juru bicara Perhimpunan Pengurus Rumah Susun (PPRS) Apartemen Grha Cempaka Mas, versi warga kepada Tempo, Sabtu, 8 Februari 2014. Tidak hanya itu, dalam hasil mediasi pun PT Duta Pertiwi diminta menarik para preman dan petugas keamanan yang didatangkan dari luar.

Berdasarkan pantauan Tempo, kondisi kompleks apartemen Grha Cempaka Mas mulai kondusif. Sebagian warga masih berkumpul di posko yang terletak di lantai dasar Tower A1. Para petugas keamanan dan preman yang sejak Januari lalu berjaga di kompleks apartemen pun sudah tidak terlihat. Namun panel listrik di sejumlah unit masih tampak tergembok.

Sejumlah warga mengatakan senang karena listrik sudah dinyalakan. "Semua unit apartemen yang kemarin listriknya disegel sudah nyala sekarang," kata Johanes, 54 tahun, salah satu warga yang sempat selama dua pekan hidup tanpa listrik.

Johanes yang juga ikut dalam mediasi kemarin mengatakan hasil mediasi bisa diterima warga. "Sekarang kami sudah lebih tenang." Dia berharap konflik ini bisa segera selesai dan tidak terulang. "Setidaknya sudah mulai ada titik terang. Kami capek konflik ini jadi berlarut-larut."

Hal yang sama dialami Sulastri, 42 tahun, salah seorang penghuni Tower C2 Grha Cempaka Mas. "Unit saya tidak dapat listrik sampai hampir tiga minggu," katanya. Mulai Jumat kemarin unitnya sudah mulai kembali dialiri listrik. "Tapi harusnya panelnya dibuka juga karena kalau listrik turun kami kesulitan."

Konflik antara warga dan PT Duta Pertiwi dimulai sejak September tahun lalu. Saat itu sebagian warga mempertanyakan besaran iuran listrik yang dikelola PPRS versi PT Duta Pertiwi yang dinilai terlalu mahal karena menggunakan pajak pertambahan nilai. Pada September 2013, warga kemudian membentuk PPRS sendiri yang juga mengelola pembayaran iuran listrik serta air. PT Duta Pertiwi pada Januari lalu melakukan penyegelan terhadap panel listrik milik warga yang membayar iuran kepada PPRS versi warga. (Baca: Pengurus Lama Penghuni Cempaka Mas Klaim yang Sah)

Kendati hasil mediasi telah memerintahkan listrik dinyalakan, tapi konflik mengenai keabsahan kepengurusan kedua versi PPRS masih berlangsung. Warga yang membentuk PPRS merasa organisasi bentukan mereka lebih sah secara hukum karena telah dilengkapi syarat pendirian, seperti akta notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak, serta kontrak pembayaran iuran listrik dan air dengan PLN dan PAM Jaya. Syarat-syarat legal itulah yang tidak dimiliki PPRS versi Duta Pertiwi.

Adapun PPRS versi Duta Pertiwi mengklaim organisasi ini yang lebih sah karena pembentukannya diakui oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang ditandatangani Gubernur Sutiyoso pada 2001 silam. Kuasa hukum PT Duta Pertiwi, Hokli Lingga, sebelumnya mengatakan pengelolaan iuran listrik oleh PPRS bentukan pengelola sah dan pajak pertambahan nilai yang dibebankan kepada warga juga disetorkan kepada negara. "Rencananya 17 Februari nanti kami akan bertemu dengan Ketua DPR untuk melanjutkan mediasi."

PRAGA UTAMA




Terpopuler
Soal Suami Airin, Aura Kasih Siap Dipanggil KPK
Tak Ada Mobil Presiden, Angkot Pun Jadi
Google Luncurkan Sistem Konferensi Video
David: Usman Harun Harus Ditolak Masuk Singapura
KPK Sita Uang di Ruangan dan Mobil Sri Utami

Berita terkait

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

8 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Kapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal

16 hari lalu

Kapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal

Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengklaim belum ada kerawanan dan berbagai tindak kriminal yang terjadi di kawasan wisata Ancol

Baca Selengkapnya

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

23 Januari 2024

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

Anies mengatakan itu merupakan penyimpanan, pelanggaran dan kriminalitas yang tidak boleh dibiarkan.

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi

13 Desember 2023

Prabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi

Prabowo singgung Indonesia masih aman, damai, dan terkendali

Baca Selengkapnya

Kriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner

29 Oktober 2023

Kriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner

Sejumlah peristiwa kriminalitas terjadi sepekan terakhir di Jabodetabek. Ade Armando digugat PDIP, Firli Bahuri, Fortuner tabrak wanita di Kembangan

Baca Selengkapnya

Polres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu

13 Agustus 2023

Polres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu

Polres Jakarta Utara menandai Ancol hingga Sunter Agung dengan warna merah di peta kerawanan kejahatan

Baca Selengkapnya

Polisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong

4 Agustus 2023

Polisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong

Pelaku menganiaya dengan menggunakan ketapel kepada guru SMA itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi

16 Juli 2023

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi

Terkuaknya kasus mutilasi ini pasca temuan potongan-potongan tubuh manusia total di lima titik Sleman.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Duga Blok G Pasar Tanah Abang Jadi Sarang Preman karena Keluhan Pedagang Diabaikan

7 Juli 2023

DPRD DKI Duga Blok G Pasar Tanah Abang Jadi Sarang Preman karena Keluhan Pedagang Diabaikan

DPRD DKI Jakarta menduga Blok G Pasar Tanah Abang menjadi sarang preman dan tempat mengonsumsi narkoba karena keluhan pedagang diabaikan.

Baca Selengkapnya