TEMPO.CO, Jakarta - Saodah menghabisi nyawa suaminya, Mustain, 44 tahun, dengan mengupah seorang pembunuh bayaran. Warga Jalan Bengawan Solo RT 02 RW 01, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, itu mengaku sakit hati lantaran dirinya dimadu oleh sang suami.
"Saya sangat kesal dan sakit hati karena dia menikah lagi," ujarnya di Polres Jakarta Utara, Selasa, 11 Februari 2014. (Baca: Istri Sewa Pembunuh untuk Habisi Suaminya)
Selain itu, yang menambah kesal perempuan berusia 43 tahun ini, sang suami sudah tak menafkahi lagi selama setahun. "Semenjak dia kawin lagi, dia tidak ngasih uang belanja ke saya selama setahun lebih. Bahkan anak saya saja diancam mau diusir," ucapnya.
Karena itu, ibu yang memiliki tiga anak ini membunuh suaminya untuk memberikan hukuman yang pantas. "Saya bunuh dia biar dikasih pelajaran saja. Saya sudah sangat sakit hati," ujarnya.
Adapun Hasun, 44 tahun, kakak ipar Saodah, mengaku kasihan melihat pelaku yang dimadu oleh suaminya. "Makanya saya bantu dia," ucapnya.
Ia juga mengaku tak dibayar sepeser pun oleh Saodah dalam upaya mendatangkan Panidi, sang eksekutor Mustain. "Saya kenal Panidi waktu di Gresik enam bulan lalu. Itu teman saya main sabung ayam."
Panidi menyatakan dirinya terpaksa melakukan pembunuhan karena tak enak hati dengan Hasun. "Dia suka minjemin uang ke saya," katanya. Ia juga mengaku mendapatkan duit dari Saodah sebesar Rp 4 juta.