Sebuah lubang yang terdapat du jalan raya yang berada dikawasan Gunung Sahari, Jakarta Utara, (02/02). Banjir yang menggenangi Jakarta beberapa waktu lalu membuat sejumlah ruas jalan rusak dan kerap menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir yang melanda Jakarta selama sekitar dua pekan, pada Januari lalu, menyisakan pekerjaan rumah bagi Dinas Pekerjaan Umum. Sebab tercatat ada 6.767 titik jalan yang rusak di seluruh wilayah Ibu Kota setelah banjir. Jika digabungkan, luas jalan yang rusak itu mencapai 138.249 meter persegi, kira-kira setara dengan luas 13 lapangan bola untuk piala dunia.
Data dari Dinas PU DKI Jakarta menunjukkan, kerusakan terparah terdapat di Jakarta Utara, terutama di Kelapa Gading, Koja, Tanjung Priok, Pademangan, Cilincing, dan Penjaringan. Soalnya, sebelum musim hujan dan banjir datang, kondisi jalan di sana memang sudah tak prima.
"Beban kendaraan di sana memang sangat tinggi karena sering dilintasi kendaraan besar seperti tronton dan mobil container," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Manggas Rudy Siahaan, ketika ditemui di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa, 11 Februari 2014.
Total ada 2.873 titik kerusakan jalan di Jakarta Utara, yang luasnya mencapai 84.860 meter persegi. Hingga 11 Februari 2014, Dinas Pekerjaan Umum mencatat sekitar 81 persen jalan sudah diperbaiki. Hanya saja, perbaikan di Jakarta Utara belum maksimal.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan, Juaini menyebutkan, padatnya lalu lintas menjadi kendala. "Di sana banyak truk dan kontainer yang lewat, jadi sulit memperbaiki jalannya," kata Juaini ketika dihubungi, Kamis, 13 Februari.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
57 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.