Banjir dan Macet Terus, Jakarta Ditinggal Investor  

Reporter

Sabtu, 1 Maret 2014 03:58 WIB

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Mampang, Jakarta, (21/02). Tercatat bahwa kemacetan di Jakarta, salah satu faktornya adalah terdapatnya lebih dari 15 juta pengendara sepeda motor di Jakarta. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Bogor : Peneliti Pusat Pengkajian dan Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor menyatakan, dengan adanya peningkatan intensitas peristiwa bencana banjir, tingkat kriminalitas dan kemacetan yang cukup parah yang terjadi di wilayah DKI Jakarta, mengakibatkan merosotnya daya saing Jakarta sebagai kota global di mata Internasional.


"Jika ini terus terjadi, diperkirakan pada 2030 mendatang, Jakarta sudah bisa kehilangan daya saing bisnis dan perekonomianya. Bahkan tidak akan dilirik lagi sebagai pusat ekonomi global," kata peneliti Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB Ernan Rustiandi, Jum'at 28 Februari 2014.

Ia mengatakan, jika hal tersebut tidak ditangani secara cepat oleh pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan peluang investasi para pengusaha akan kabur ke negara lain. "Sudah banyak investor yang memilih negara Singapura, Malaysia, Thailand (Bangkok) karena sudah menerapkan konsep daerah megapolitan," kata dia.

Ia mengatakan dengan semakin tingginya kesemrawutan pembangunan dan bencana alam menunjukkan pengelolaan megapolitan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Cianjur, yang tak bagus dan masa depan kawasan beserta penduduknya terancam.

"Memang sudah banyak aturan yang sudah dibuat belum efektif untuk mengatasi kekacauan Jabodetabekjur. Keberadaan Badan Kerjasama Pembangunan Jabotabek pun tidak menolong, sebab lembaga ini tidak ada kekuatan," kata dia.

Untuk itu, diperlukan perundang-undangan yang bisa memaksa pemerintah otonom di Jabodetabekjur bekerjasama menyelamatkan kawasan secara seimbang.

Peneliti dari Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi menambahkan, pada 2035, suhu rata-rata kawasan Jakarta dan sekitarnya akan naik 2 derajat Celsius menjadi 29 derajat Celsius sehingga kawasan tidak sejuk lagi. Curah hujan bertambah 40 milimeter (Jakarta), 100 milimeter (Depok), dan 200 milimeter (Bogor). Artinya, Jakarta sebagai kawasan hilir akan lebih menderita akibat kian banyak menerima gempuran air dari hulu. Banjir di Ibu Kota dipastikan meluas.

Untuk itu diperlukan kerjasama antara DKI Jakarta-Jawa Barat-Banten yang erat, adil, dan sangat mungkin untuk diwujudkan. Kerjasama haruslah berada dalam lembaga yang kuat dan bersifat memaksa tiga provinsi termasuk kabupaten/kota di dalamnya untuk berbuat banyak. "Keberadaan lembaga harus dipayungi dalam aturan yang kuat sehingga perlu diinisiasi dalam bentuk RUU," kata dia.

M SIDIK PERMANA


Terpopuler:
Adang Ruchiatna: Risma Cengeng, Nangis di TV
Ketua MUI: Saya Boleh Terima Gratifikasi
Sejumlah Pejabat Terlihat Muram Setelah Bertemu Risma

Berita terkait

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.

Baca Selengkapnya

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini

Baca Selengkapnya

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Baca Selengkapnya

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.

Baca Selengkapnya