TEMPO Interaktif, Jakarta: Kenaikan BBM yang direncanakan pada 15 April 2005 akan berdampak pada semua aspek, termasuk harga bahan baku makanan. Hal ini akan juga berpengaruh pada harga jual makanan baik di restoran maupun di warung-warung kecil.Rukmini, pengusaha makanan di daerah Utan Kayu Jakarta Timur, mengatakan, hanya akan menaikkan harga jual makanan kalau harga semua bahan baku naik. "Dinaikkannya sesuai dengan kenaikan harga di pasar," katanya, Jumat (18/2).Wanita yang sehari-hari menjual nasi goreng, mie goreng dan kwetiau ini juga mengatakan, sebagian makanan sudah naik harganya, belum lagi ditambah dengan naiknya harga gas sebulan yang lalu. Akibatnya, biaya produksinya naik juga. Namun, sampai saat ini Rukmini belum menaikkan harga. Biasanya ia menjual nasi goreng dan mie goreng seharga Rp 3.500, "Nanti paling cuma naik Rp 500," katanya.Begitu juga yang dikatakan Ibu Tohari, pengusaha Sari Catering di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Menurut dia, kalau BBM naik dan harga-harga naik juga, dengan terpaksa ia harus menaikkan harga yang ditetapkannya untuk konsumen. "Tetapi, kalau masih bisa (tidak rugi), ya tidak saya naikkan," ujarnya.Dalam sehari biasanya ia menjual 30-50 rantangan untuk kantor maupun konsumen perorangan. Rantangan ini ia jual seharga Rp 20.000 dengan isi 4 potong ayam, 4 telur, dan sayuran.Ia mengatakan, kalau sampai terpaksa menaikkan harga, akan berkisar sekitar Rp 25.000. "Kenaikan ini pastinya harus seimbang, tidak boleh merugikan satu pihak saja," ujarnya. Nofi Triana Firman