Petugas Imigrasi memberikan keterangan kepada media perihal izin kerja dan pengecek kelengkapan dokumen Tenaga Kerja Asing (TKA) guru asing di Jakarta International School (JIS), Jakarta, Selasa (22/4). TEMPO/Dian Tiyuli Handoko
TEMPO.CO , Jakarta: Siswa SMA dan SMP Jakarta International School tetap menjalani kegiatan belajar. Mereka seolah tak terpengaruh oleh adanya dugaan aksi pelecehan seksual yang dialami siswa taman kanak-kanak sekolah itu.
Pantauan Tempo, mereka sempat menunjukkan raut wajah penasaran saat rombongan kantor imigrasi Jakarta Selatan melintas di sepanjang koridor kelas. Mereka yang berada di dalam dan di luar kelas menujukkan raut serupa. Namun kenyataannya, kejadian tersebut hanya berlangsung sekejap lantaran mereka kembali melanjutkan aktivitasnya dengan air muka santai.
Kedatangan rombongan tersebut bertujuan memeriksa dokumen izin tinggal semua guru warga negara asing di sekolah itu. Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan Maryoto Sumadi mengatakan pemeriksaan itu merupakan upaya pencegahan penyalahgunaan izin tinggal. "Pengumpulan data mencegah adanya penyalahgunaan izin tinggal," ujar Maryoto kepada Tempo, Selasa, 22 April 2014.
Maryoto menuturkan anak buahnya telah meminta dokumen terkait izin tinggal para guru. Pemeriksaan dilakukan dengan mencocokkan data yang dimiliki keimigrasian dan data terbaru yang dimiliki sekolah. "Pencocokan ini akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum," kata dia. (Baca: Imigrasi Jakarta Selatan Sidak ke JIS)
Nama JIS mencuat setelah orang tua seorang siswa taman kanak-kanak di sekolah itu melapor ke polisi bahwa anaknya menjadi korban pelecehan seksual. Pelecehan itu terjadi di toilet dan dilakukan oleh petugas kebersihan dari perusahaan alih daya. Saat ini penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya sudah menetapkan dua tersangka yakni Agun dan Awan. (Baca: JIS: Tidak Ada yang Kami Sembunyikan)