Konsesi Giant Sea Wall, DKI dan Swasta Belum Deal

Reporter

Jumat, 25 April 2014 11:05 WIB

Rancangan Jakarta Giant Sea wall. Floodlist.com/ Waterfronts NL

TEMPO.CO, Jakarta - Megaproyek National Capital Integrated Coastal Development atau yang dulu disebut Giant Sea Wall dimulai pada pertengahan 2014. Tiga pengembang kakap disebut-sebut juga berinvestasi dalam proyek pengembangan properti di lahan seluas 1.080 hektare di laut utara Jakarta yang bakal direklamasi itu.

Namun, Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono mengatakan pemerintah daerah dan pihak swasta belum mencapai kata sepakat dalam soal pembagian pendapatan atas proyek itu. Setidaknya ada tiga perusahaan yang berminat mengembangkan properti di sana, yakni Artha Graha Group, PT Agung Podomoro, dan PT Agung Sedayu. (Baca: 3 Pengembang Kakap Bidik Giant Sea Wall)

Heru mengatakan semua pengembang yang berminat menggarap proyek yang digagas pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo itu berkumpul dalam sebuah paguyuban. Minimal sebulan sekali mereka menggelar rapat baik dengan pemerintah daerah maupun antar-pengembang. "Sering sekali mereka berkumpul dan berkoordinasi menyamakan persepsi pembangunan."

Namun setiap kali rapat dengan pemerintah daerah, kesepakatan perihal pembagian pendapatan selalu gagal dicapai. Menurut Heru, pihak swasta menghendaki semua pendapatan hasil penjualan properti masuk ke kantong mereka. Sedangkan pihak pemda dan pemerintah pusat berkukuh menginginkan pendapatan lain selain dalam bentuk pajak tapi juga bukan dalam saham. (Baca: Jokowi: 2014 Baru Studi Kelayakan Giant Sea Wall)

"Masak, sudah dikasih laut kemudian direklamasi, lalu mereka bangun properti dan segala macamnya terus dijual, tapi pemerintah tidak mendapatkan keuntungan selain pajak?" ujar Heru. Ia melanjutkan, "Apakah negara cuma diberi uang kompensasi untuk perbaikan hutan mangrove dan tambak? Laut itu milik negara."

Ia mencontohkan, di Belanda, pemerintah mendapat penghasilan sebanyak 70 persen dari adanya reklamasi. Uang tersebut masuk ke kas pemerintah daerah setempat. Sisanya, 30 persen masuk kantong swasta.

Pemda sendiri, kata Heru, tak menginginkan proporsi pembagian pendapatan seperti di Belanda. "Kami ingin dalam konsesinya nanti pembagiannya 40 persen untuk pemerintah sisanya untuk swasta."

Ia menyatakan mafhum akan keinginan pemerintah itu. Sebab, geliat bisnis pembangunan properti, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan industri tak selesai begitu bangunan dijual atau disewakan. "Kawasan seperti Kelapa Gading saja setelah dibangun dan dijual pengembang masih bisa mendapatkan keuntungan. Bisa dari lahan parkir serta semacam uang perawatan," katanya.

Selain itu, dampak sosial dari pembangunan tanggul raksasa ditangani oleh pemerintah. Setidaknya, kata dia, ada 200 bagan milik nelayan yang mesti mendapat ganti rugi. Diperkirakan harga per bagan mencapai Rp 2 juta. Untuk itu, ia menyarankan pembentukan badan pengelolaan reklamasi Jakarta Utara. Sebab, tidak mudah mengelola pantai hasil reklamasi. "Butuh lembaga khusus untuk menanganinya," ujarnya.

ERWAN HERMAWAN

Topik Terhangat: Hadi Poernomo Pelecehan Siswa JIS Kisruh PPP Jokowi Prabowo

Berita lainnya:

Kebakaran Pasar Senen, 33 Unit Damkar Diturunkan
Kasus di JIS, Polisi Temukan Kelainan pada Pelaku
Siang Ini, Jakarta Diprediksi Hujan

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Tanggul Jebol dan Banjir Bandang Demak, Jokowi Instruksikan Ini ke Menteri PUPR

39 hari lalu

Tanggul Jebol dan Banjir Bandang Demak, Jokowi Instruksikan Ini ke Menteri PUPR

Jokowi menargetkan penutupan tanggul Sungai Wulan di Dukuh Norowito, Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, rampung hari ini.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

55 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Targetkan Perbaikan Tanggul Sungai di Demak: Beres dalam Tiga Hari

13 Februari 2024

Menteri PUPR Targetkan Perbaikan Tanggul Sungai di Demak: Beres dalam Tiga Hari

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memerintahkan perbaikan darurat tanggul Sungai Wulan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dikebut tiga hari.

Baca Selengkapnya

Tanggul Sungai Cipelang Jebol, Ratusan Rumah di Sumedang Utara Terendam

12 Februari 2024

Tanggul Sungai Cipelang Jebol, Ratusan Rumah di Sumedang Utara Terendam

Jebolnya tanggul Sungai Cipelang Sumedang menyebabkan 220 rumah terendam.

Baca Selengkapnya

Tanggul Muara Baru Kembali Ditinggikan 20 cm

6 Oktober 2023

Tanggul Muara Baru Kembali Ditinggikan 20 cm

Penambahan ketinggian tanggul di Muara Baru dilakukan agar air laut tidak masuk ke daratan saat kondisi laut sedang pasang.

Baca Selengkapnya

Dinas SDA DKI: Kebocoran Tanggul di Muara Baru Tak Pengaruhi Aktivitas Warga

5 Oktober 2023

Dinas SDA DKI: Kebocoran Tanggul di Muara Baru Tak Pengaruhi Aktivitas Warga

Dinas SDA DKI menyatakan kebocoran tanggul di Muara Baru terjadi di kawasan Pelindo dan jauh dari permukiman warga.

Baca Selengkapnya

Tolak Tambang Pasir Laut untuk Bangun Tanggul Semarang, Warga Pesisir Demak Gelar Aksi Diam

19 Juli 2023

Tolak Tambang Pasir Laut untuk Bangun Tanggul Semarang, Warga Pesisir Demak Gelar Aksi Diam

Warga Demak melakukan aksi diam untuk menolak rencana penambangan pasir laut di Morodemak, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Banjir di Simpang Hek Kramat Jati, Tanggul Bakal Dibangun di Kali Baru Sepanjang 800 Meter

20 Juni 2023

Banjir di Simpang Hek Kramat Jati, Tanggul Bakal Dibangun di Kali Baru Sepanjang 800 Meter

Kemarin, Kali Baru kembali meluap dan menyebabkan banjir di Simpang Hek, Jalan Raya Bogor, Kramat Jati.

Baca Selengkapnya