TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 60 orang tua siswa Jakarta International School mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, sore ini. Mereka mengaku terganggu dengan pernyataan-pernyataan KPAI terkait dengan kasus pelecehan di sekolah itu.
"Kami minta KPAI untuk lebih sensitif terhadap pernyataan yang disampaikan. Juga pada media, kami sampaikan pernyataan yang sama. Ini adalah keadaan yang mengerikan," kata juru bicara orang tua siswa, Lestari, setelah melakukan pertemuan di KPAI, Senin, 28 April 2014.
Mereka datang pukul 16.00 WIB. Kebanyakan mereka adalah perempuan dengan sebagian besar warga negara asing dari orang tua siswa Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas JIS. Di antara mereka tak ada orang tua siswa yang anaknya terekspos sebagai korban pelecehan seksual di JIS.
Pertemuan tersebut dilakukan tertutup selama satu setengah jam. Pihak KPAI dihadiri Ketua Asrorun Ni'am Sholeh dan beberapa komisioner, seperti Erlinda. Hadir pula Seto Mulyadi dalam kapasitasnya sebagai staf ahli KPAI.
Menurut Lestari, koalisi orang tua siswa mendukung langkah KPAI melakukan advokasi untuk melindungi anak-anak Indonesia. Namun, kata dia, KPAI harus menyadari kasus pelecehan di JIS sangat traumatis bagi anak dan keluarga. "Karenanya, kami mohon agar KPAI menjaga rahasia anak-anak tersebut," kata Lestari.
Komisioner KPAI, Erlinda, menyatakan tidak terpengaruh dengan desakan mereka. "Kami tidak akan gentar sedikit pun dengan hal yang melemahkan kami," kata Erlinda.
Menurut Erlinda, KPAI tetap berkomitmen melindungi anak-anak Indonesia, baik di luar maupun di dalam JIS. Sikap KPAI berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, terutama Pasal 78 dan 54. "Pasal 78 menyebutkan, kalau kami tahu kekerasan pada anak, kami wajib lindungi mereka," kata Erlinda.
AMIRULLAH
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
35 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
38 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
40 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
41 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
43 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
54 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
59 hari lalu
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
29 Februari 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
29 Februari 2024
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya