Foto mendiang Renggo Kadapi pada pemakamannya di TPU Kampung Asem, Halim, Jakarta Timur (04/05). Sampai saat ini keluarga berniat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengungkapkan kesedihannya terkait dengan kasus yang dialami Renggo Khadafi, 9 tahun. Siswa kelas V SDN Makassar 09 pagi itu meninggal karena dianiaya kakak kelasnya.
"Kami sangat sedih dengan munculnya kekerasan seperti itu," ujar Nuh di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Senin, 5 Mei 2014.
Menurut dia, adanya kasus tersebut merupakan tantangan berat dalam dunia pendidikan. Ia tak menyoal akses anak bersekolah karena sudah relatif aman.
Yang ia masygul justru kualitas pendidikan. Ia mengatakan ada tiga aspek terkait dengan kualitas pendidikan, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap seorang siswa. Nah, yang mesti mendapat perhatian lebih yaitu soal sikap. " Yang berat itu sikap," katanya.
Karena itu, kata dia, dalam kurikulum 2013, pelajaran agama dan budi pekerti ditambah jamnya. Awalnya dua jam menjadi empat jam.
Ia pun berharap masyarakat tak menghakimi institusi sekolah terkait dengan kasus yang dialami Renggo. Menurut dia, kekerasan tak serta merta erat hubungannya dengan sekolah. "Kenapa tidak dikaitkan dengan kampungnya," ujarnya.