Sejumlah pengendara melintasi proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta (2/3). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Mass Rapid Transit jalur timur dan barat seharusnya bisa lebih dulu dilaksanakan. Pasalnya, jalur tersebut lebih padat dibandingkan jalur utara-selatan.
"Idealnya didahulukan yang paling padat," katanya di Balai Kota, Senin, 5 Mei 2014. Namun saat ini jalur utara-selatan telah mulai dilaksanakan. "Persoalannya dulu tidak ada kajian jalur timur-barat."
Menurut Ahok, saat ini yang lebih padat adalah jalur timur-barat. Sebab, dalam perkembangannya, perumahan dan kendaraan yang masuk ke Jakarta itu lebih banyak dari arah timur-barat, yaitu dari Bekasi dan Tangerang. "Saat 20 tahun lalu memang utara-selatan yang padat," kata Ahok. Akhirnya jalur utara-selatan mulai dibangun sejak tahun 2013. "Daripada tidak ada yang dibangun."
Seperti diketahui, PT MRT selaku pelaksana proyek MRT telah memulai pembangunan jalur utara-selatan. Jalur ini menghubungkan Kampung Bandan hingga Lebak Bulus. Saat ini PT MRT sedang melakukan pembangunan stasiun Bundaran Hotel Indonesia yang jalurnya akan terhubung hingga Lebak Bulus.
Terkait dengan MRT jalur timur-barat, Ahok mengatakan, pihaknya sedang mencari pihak swasta yang akan melakukan kajian. Dia ingin agar kajian bisa dilakukan tanpa Pemerintah Provinsi DKI mengeluarkan dana. Jalur timur-barat ini direncanakan menghubungkan antara Cikarang, Bekasi, dan Balaraja, Tangerang. (Baca: Ahok 'Kapok' Ngutang di Proyek MRT)
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
2 hari lalu
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
KPU Provinsi DKI Jakarta memastikan duet Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan terwujud.