Sejumah Mahasiswa Trisakti melakukan aksi damai untuk memperingati 14 Tahun Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (12/5). ANTARA/Reno Esnir
TEMPO.CO, Jakarta - Warga kampus Universitas Trisakti menggelar peringatan 16 tahun tragedi berdarah di kampus itu, Senin, 12 Mei 2014. Peringatan ini dilakukan dengan upacara pengibaran bendera setengah tiang yang dipimpin Rektor Thoby Mutis.
"Sangat memprihatinkan. Mereka lupa, dan bahkan tidak ingat sama sekali (Tragedi Trisakti). Misi kami tahun ini adalah melawan lupa dan mengawal demokrasi," kata Presiden Mahasiswa Trisakti Prasetyo Wishnu kepada Tempo, Senin siang, 12 Mei 2014.
Prasetyo juga mengungkapkan pentingnya penetapan tanggal 12 dan 21 Mei sebagai hari reformasi. "Pengangkatan tanggal 12 dan 21 Mei menjadi hari reformasi itu yang menjadi salah satu tuntutan kami," ujar Prasetyo.
Tragedi Trisakti menandai awal tumbangnya rezim Soeharto yang telah 32 tahun berkuasa pda 1998. Empat mahasiswa Trisakti menjadi korban penembakan brutal yang dilakukan aparat keamanan pada saat itu.
Mereka adalah Hafidhin Royan, Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto, dan Hendrawan Sie. Melalui SK presiden Nomor 057/TK/tahun 2005 tertanggal 9 Agustus 2005, mereka diberi Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Gugurnya empat mahasiswa tersebut memicu aksi mahasiswa yang lebih besar sehingga mengakibatkan mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.