Sejumlah pedagang Blok III Pasar Senen berjualan di badan jalan di sekitar Pasar Senen, Jakarta, Senin (28/4). Para pedagang terpaksa berjualan di badan jalan dan parkiran karena kios mereka ludes terbakar dalam kebakaran pada Jumat (25/4) dinihari. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Unit Besar Blok III Pasar Senen, Royani, membawa golok ketika menghalau dan meminta para pedagang kaki lima memindahkan barang dagangannya dari bahu jalan ke dalam tempat penampungan sementara Blok V Pasar Senen. Royani mengaku golok itu sengaja dia bawa untuk tujuan tertentu.
"Ini (golok) buat memutus tali tenda pedagang agar mau pindah," kata dia kepada Tempo, Jumat, 23 Mei 2014. Menurut dia, para pedagang menggunakan berbagai jenis tali, seperti rafia, tambang, sampai kawat untuk memasang tenda. "Masa tali itu saya putusin pakai gigi?"
Sejumlah pedagang yang melihat Royani membawa golok melayangkan protes. Seorang penjual makanan kecil, Ninis, 53, tahun, berkeberatan ketika pengelola pasar langsung menggusur lapak pedagang. "Kami masih ada waktu berjualan di sini (jalan) sampai hari Minggu," kata korban kebakaran Pasar Senen itu, 25 April lalu.
Menurut Royani, jika sampai Senin, 26 Mei 2014, para pedagang masih berjualan di jalan, dia tak segan lagi mengayunkan goloknya untuk memutus tali-temali yang menghubungkan penyangga lapak pedagang. "Kalau saya belum capek, saya gotong-gotong juga itu semua tenda yang masih ada," ujar dia.
Mengenai pedagang kaki lima tanpa surat izin tempat yang masih bandel berjualan di pinggir jalan, ia mengatakan akan mengusir mereka. "Saya suruh pulang kampung semua," ujar dia.