TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta International School tidak mengetahui adanya guru yang telah ditetapkan atau diduga terlibat dalam tindak kekerasan seksual yang dialami siswa taman kanak-kanak sekolah itu.
Juru bicara JIS, Daniarti Wusono, mengatakan para guru di JIS direkrut berdasarkan standar tertentu dan merupakan seorang profesional dengan dedikasi tinggi. "Reputasi mereka sangat baik," kata Daniarti dalam siaran persnya, Kamis, 5 Juni 2014.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan dua siswa korban kekerasan seksual pernah menyebut dua nama guru, yakni F dan B, sebagai pelaku aksi kekerasan tersebut. (Baca: Rencana Deportasi Guru JIS Ganggu Penyidikan)
Nama dua orang guru tersebut belakangan tercantum dalam daftar 26 nama guru JIS yang akan dideportasi oleh Direktorat Jenderal Imigrasi berdasarkan hasil pemeriksaan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.
Menurut Daniarti, penyebutan nama keduanya sebagai terduga pelaku hanya berdasarkan dugaan dan spekulasi. Dia menyayangkan nama keduanya dikaitkan dengan kasus ini saat penyidik kepolisian belum memeriksa mereka. "Kami sangat kecewa," ujarnya.
Daniarti menjamin JIS akan bersikap kooperatif jika penyidik menemukan fakta dan bukti baru dalam kasus ini. JIS, kata dia, akan terus bekerja sama dengan kepolisian untuk melanjutkan proses hukum para tersangka. "Tujuan kami dan tujuan para penegak hukum adalah sama: membawa pihak yang bersalah ke hadapan hukum," ujar Daniarti.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Heru Pranoto mengatakan deportasi terhadap 26 guru Taman Kanak-kanak Jakarta International School tidak akan berpengaruh pada proses penyidikan.
Alasannya, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan keterlibatan guru dalam kasus kekerasan seksual di JIS. "Kalau ada hasil penyidikan mengarah ke orang-orang yang dicurigai dan kemungkinan itu guru, baru kita koordinasi dengan pihak imigrasi. Tapi sampai saat ini kan belum ada," tutur Heru. (baca: Polisi Gandeng Interpol jika Guru JIS Tersangka)
LINDA HAIRANI
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
36 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
38 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
40 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
41 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
43 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
55 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
59 hari lalu
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
29 Februari 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
29 Februari 2024
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya