YLKI: Kenaikan Tarif Taksi Tidak Rasional

Reporter

Editor

Rabu, 30 Maret 2005 15:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLK) menyatakan keputusan Gubernur DKI Jakarta menaikkan tarif taksi hingga 38 persen tidak rasional. Jika faktor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jadi dasar perhitungan, menurut YLKI, kenaikan tarif taksi tidak akan melebihi 10 persen. "Kami keberatan dengan besaran kenaikan yang secara faktual tidak rasional," kata Koordinator Advokasi Transportasi YLKI, Tulus Abadi, di Jakarta, kemarin. Seperti diwartakan, Gubernur DKI, telah mengumumkan secara resmi tarif taksi baru yang berlaku per April 2005. Tarif buka pintu (flag fall) taksi naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 4.000. Sementara tarif jalan naik dari 1.300 per kilometer menjadi Rp 1.800 per kilometer. Menurut YLKI, dari sisi bisnis, tarif lama masih menguntungkan operator taksi. Buktinya, banyak perusahaan taksi baru yang bermuculan. Perusahaan taksi lama pun gencar meremajakan armadanya dengan tipe mobil terbaru. "Ini menandakan tarif taksi masih menggiurkan dari sisi bisnis," kata Tulus. YLKI juga meminta konsep tarif taksi diubah. Mestinya, menurut YLKI, persentase tarif buka pintu yang ditinggikan. Sedangkan tarif per kilometernya direndahkan. Misalnya, tarif buka pintu dinaikkan jadi Rp 10.000. Model itu banyak dipakai di negara lain, seperti Thailand dan Korea Selatan. Sistem itu, menurut YLKI, akan menguntungkan pengemudi sekaligus memberi akses kepada penumpang jarak pendek yang biasanya ditolak pengemudi. Dalam siaran persnya, YLKI juga menyatakan, bisnis taksi di Jakarta sudah mendekati persaingan yang tidak sehat. Hal itu berdampak pada turunnya kualitas layanan operator taksi kepada konsumen. Saat ini, menurut YLKI, tidak lebih dari 10 perusahaan taksi yang dipercaya konsumen. "Padahal, di Jakarta ada 43 perusahaan taksi," ujar Tulus.Menurut Tulus, buruknya pelayanan taksi juga terjadi karena jumlah armada taksi tidak berimbang lagi dibandingkan jumlah penumpang yang memerlukannya. Saat ini, di Jakarta ada 30 ribu armada taksi yang beredar. Padahal, jumlah palanggan taksi di Jakarta tidak naik secara berarti. "Bahkan jumlah penumpangnya menurun," kata Tulus.Tidak jelasnya kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut YLKI, juga ikut memperburuk pelayanan taksi. Sejak 1999, Pemerintah DKI memang tidak lagi mengeluarkan izin untuk perusahaan taksi baru. Untuk mengakali hal itu, banyak pengusaha taksi yang mengajukan izin ke wilayah penyangga Jakarta, seperti Depok, Tangerang, Bekasi dan Bogor. Tapi, faktanya, 100 persen wilayah operasi itu tetap di Jakarta. "Itu merugikan Jakarta. Anehnya, Pemerintah DKI membiarkan kondisi itu berlanjut," ujar Tulus. YLKI juga mendesak agar Dewan Transportasi Kota (DTK) lebih memberi pertimbangan yang lebih makro kepada Gubernur. DTK diminta tidak hanya memberi pertimbangan dari sisi ekonomi bisnis pertaksian. Jajang Jamaludin

Berita terkait

Taksi Bluebird Ganti Transmover Avanza Baru, Tarif Bakal Naik

12 Desember 2023

Taksi Bluebird Ganti Transmover Avanza Baru, Tarif Bakal Naik

Bluebird di tahun ini menambah sekaligus melakukan peremajaan dengan total 750 unit Transmover terbaru.

Baca Selengkapnya

Imbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Bus Ekonomi Antarkota di Jawa Barat Naik 16 Persen

14 September 2022

Imbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Bus Ekonomi Antarkota di Jawa Barat Naik 16 Persen

Tarif bus ekonomi antarkota dalam provinsi (AKDP) di Jawa Barat resmi naik 16 persen usai kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya

Pemberlakuan Batas Tarif Taksi Online Akan Diawasi Ketat

19 Desember 2018

Pemberlakuan Batas Tarif Taksi Online Akan Diawasi Ketat

Pemerintah memastikan bakal mengawasi ketat kepatuhan para operator taksi online dalam memberlakukan tarif operasionalnya.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Taksi Online Diteken, Tarif Tak Boleh Lebih Rp 6.500

13 Desember 2018

Aturan Baru Taksi Online Diteken, Tarif Tak Boleh Lebih Rp 6.500

Kemenhub meneken aturan baru tentang taksi online.

Baca Selengkapnya

Black Cab, Taksi Ikonik Kota London Kini Bertenaga Listrik

7 Desember 2017

Black Cab, Taksi Ikonik Kota London Kini Bertenaga Listrik

Tarif taksi bertenaga listrik ini sama dengan tarif taksi konvensional sehingga penumpang tak perlu mengeluarkan biaya tambahan.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Tarif Baru Taksi Online, Perusahaan Tawarkan Harga Beragam

1 November 2017

Hari Pertama Tarif Baru Taksi Online, Perusahaan Tawarkan Harga Beragam

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang taksi online resmi berlaku hari ini, Rabu, 1 November 2017.

Baca Selengkapnya

Mahalnya Tarif Taksi di Jepang: Jarak 40 KM Argo Tembus Jutaan

29 Oktober 2017

Mahalnya Tarif Taksi di Jepang: Jarak 40 KM Argo Tembus Jutaan

Tarif taksi di Jepang jauh lebih mahal dibandingkan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Transportasi Daring Dituding Penyebab Tumbangnya Taksi Express

6 Oktober 2017

Transportasi Daring Dituding Penyebab Tumbangnya Taksi Express

Penyebab utama tumbangnya taksi Express adalah kurangnya kontrol pemerintah terhadap menjamurnya transportasi daring.

Baca Selengkapnya

Taksi Konvensional dan Kesan Kuno Versi Blue Bird

5 Oktober 2017

Taksi Konvensional dan Kesan Kuno Versi Blue Bird

Direktur Marketing PT Blue Bird Tbk Amelia Nasution mengatakan dia tidak setuju dengan anggapan bahwa Blue Bird ialah taksi konvensional.

Baca Selengkapnya

Taksi Online Vs Konvensional, Siapa Lebih Unggul?

23 Maret 2017

Taksi Online Vs Konvensional, Siapa Lebih Unggul?

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno membeberkan keunggulan dan kelemahan taksi konvensional dan online.

Baca Selengkapnya