TEMPO.CO, Jakarta - Gerombolan yang membunuh Bharada Riski Dwi Wicaksono, 20 tahun, sempat mengaku sebagai anggota Brimob sebelum melakukan penganiayaan. Bharada Riski tewas setelah dianiaya sepuluh orang tak dikenal pada Selasa, 1 Juli 2014.
Riski meninggalkan mesnya di kompleka Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Selasa dinihari. Ia hendak pulang ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur. Ia meninggalkan markas sekitar pukul 24.00 WIB dengan taksi untuk mengejar penerbangan pagi di Bandara Soekarno-Hatta menuju Surabaya.
Tak sampai setengah jam perjalanan, taksi yang dikendarainya tiba-tiba dikebut oleh sepuluh orang berboncengan menggunakan lima motor bebek. Kaca belakang mobil dipecah ketika para penyerang meminta taksi untuk berhenti. Setelah itu, giliran kaca sisi kiri depan taksi dipecahkan oleh para pelaku.
Kepala Pool Indah Family Ahmad Sinurya menuturkan cerita anak buahnya yang membawa taksi yang ditumpangi Bharada Riski. Ketika dihentikan oleh kawanan motor tersebut, ujar Ahmad, sang sopir taksi sempat berkata, "Saya bawa penumpang Brimob." Namun kawanan tersebut membalas, "Saya juga Brimob." (Baca juga: Pembunuh Anggota Brimob Berambut Cepak)
Hingga kini, sopir taksi ini masih dalam keadaan syok. "Dia masih enggak percaya dengan apa yang terjadi padanya malam itu," tutur Ahmad.