TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Syahrial berpendapat Lasro Marbun tidak mempunyai daya tahan yang kuat dalam memimpin. Lasro diketahui hendak mundur dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta. (Baca: Alasan Lasro Mundur dari Kepala Dinas Pendidikan)
"Saya menilai Lasro kurang kuat daya tahannya. Tapi, balik lagi, keputusan mundur itu adalah pilihannya," ujar Syarial saat dihubungi Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014.
Syahrial enggan menilai kinerja Lasro sebagai Kepala Dinas Pendidikan yang dijabatnya sejak Februari 2014. Sebab, menurut dia, masih banyak persoalan yang menjadi pekerjaan rumah bagi Lasro. Misalnya, anggaran pendidikan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang rentan penyalahgunaan dan penyaluran dana Kartu Jakarta Pintar. (Baca: Ini Rapor Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun)
"Belum kelihatan. Karena masih banyak tugas beliau yang belum selesai," katanya. Syahrial mengaku tak mempersoalkan keinginan Lasro untuk mundur. "Kalau memang ingin mundur, ya kami terima saja. Semoga Kadis Pendidikan selanjutnya bisa lebih baik." (Baca juga: Lasro Marbun Blakblakan Soal Keinginan Mundur)
Lasro Marbun telah menyatakan pengunduran dirinya kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Pak Lasro sudah tidak tahan. Mengalami stres tinggi dan minta pindah," kata Ahok, sapaan akrab Basuki.
Menurut dia, Lasro mengaku pegawai negeri sipil di Dinas Pendidikan sudah kacau balau. "Lasro tidak mampu menangani dan menindak anak buahnya." (Baca: Ahok Sebut Kepala Dinas Pendidikan Stres Berat). Namun, sehari kemudian, Ahok mengubah pernyataannya. Ia menjelaskan bahwa Larso hanya ingin dipindahkan ke bagian lain. Ahok pun berencana menarik Lasro ke Balai Kota. (Baca: Ahok: Lasro Marbun Akan Ditugaskan di Balai Kota)