Pengamat : Uber Ada Karena Transportasi Umum Buruk  

Reporter

Kamis, 21 Agustus 2014 03:53 WIB

Taxi Uber yang diitawarkan pada situs uber.com. uber.com

TEMPO.CO , Jakarta:Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Tri Cahyono, mengatakan, kemunculan taksi Uber akibat peran pemerintah sebagai regulator tak berjalan maksimal. Hingga kini Pemerintah ProvinsI DKI Jakarta belum memiliki standar pelayanan minumum untuk segala jenis transportasi. "Jadi taksi Uber memanfaatkan hal itu dan menawarkan layanan yang eksklusif," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 20 Agustus 2014.

Tri menyatakan, layanan di sistem transportasi belum mendapat perhatian dari pemerintah. Akibatnya, setiap operator bisa mengoperasikan armadanya tanpa standar pelayanan tertentu. Hal itu justru merugikan warga yang hendak menggunakan transportasi massal.

Padahal, keberadaan standar pelayanan itu dinilai sangat penting. Standar itu bisa dijadikan tolak ukur agar tiap operator bisa memberikan pelayanan maksimal. Kondisi itu juga secara langsung bisa memberikan tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi bagi penumpang.

Saat ini, Tri mengatakan, standar pelayanan itu hanya dimiliki secara internal oleh sejumlah perusahaan. Namun tidak adanya standar minimum membuat tingkat persaingan menjadi tidak kompetitif bagi operator. "Jadi Uber taksi mungkin coba menawarkan hal yang berbeda dalam pelayanannya," ujar dia.

Dia menyatakan, pemerintah harus segera mengevaluasi standar pelayanan minimum bagi moda transportasi di Jakarta, termasuk taksi. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar tidak ada lagi operator transportasi ilegal di masa mendatang. "Pemerintah sebagai regulator juga harus menentukan standar pelayanan minimum," katanya.

Soal kemunculan taksi Uber, Tri mengatakan taksi yang hanya bisa dipesan secara online itu telah melanggar regulasi. Soalnya, segala jenis transportasi publik harus memiliki surat izin operasional kepada pemerintah. Apalagi taksi Uber itu tidak menggunakan pelat kuning sebagai tanda kendaraan umum, melainkan pelat hitam yang identik dengan kendaraan pribadi. "Bagaimana pun taksi Uber tetap ilegal karena tidak ada izin," ujar dia.

DIMAS SIREGAR

Berita Terpopuler
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK soal Gugatan Prabowo

Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?

Dokumen Kesimpulan Prabowo Tebalnya 5.000 Lembar

Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang

Begini Perayaan ala Tim Prabowo Jika Menang di MK

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

16 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

21 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

23 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

23 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

29 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

32 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

45 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

5 Maret 2024

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya