Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Sutiyoso dihujani pertanyaan oleh awak media usai menghadiri sidang pelanggaran kampanye di luar jadwal di Pengadilan Negeri Semarang, (21/10). Tempo/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyarankan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengubah gaya bicaranya. Sebab, Sutiyoso menilai lelaki yang biasa disapa Ahok itu bicaranya terlalu bombastis. "Harus diubah," kata Sutiyoso di Balai Kota, Senin, 1 September 2014.
Jika Ahok tidak bisa mengubah gayanya itu, Sutiyoso menyarankan agar mantan Bupati Belitung Timur itu mencari pendamping yang berkarakter kalem. Saran Pendiri Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia terkait dengan kepastian Ahok menjadi Gubernur Jakarta untuk menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai presiden. "Ahok kan bombastis, jadi pendampingnya harus yang halus," ujarnya.
Mantan Panglima Daerah Militer Jaya itu menganggap Ahok dapat bekerja dengan baik di Jakarta. Masalah banjir, macet, dan sampah harus menjadi prioritas Ahok sebagai gubernur nanti.
Selain itu, proyek transportasi publik, seperti monorel dan Mass Rapid Transit, harus tetap berjalan. "Saya harap masih bisa dilanjutkan karena kan yang paling besar itu MRT. Kemudian ada monorel, di atas jalan ada busway, di air ada water way. Jadi, semua terintegrasi."
Ahok otomatis menjadi gubernur setelah Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla memenangi Pemilu 2014. Jokowi-Kalla akan dilantik 20 Oktober mendatang. Posisi wakil gubernur yang ditinggalkan Ahok saat ini belum ada penggantinya (PDIP Masih Godok Calon Pendamping Ahok)
Beberapa nama santer dikabarkan bakal menjadi wakil Ahok. Dari PDIP ada Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Blitar; Bambang DH, mantan Wali Kota Surabaya; dan Boy Sadikin, Ketua DPD PDIP Jakarta. Dari Gerindra, Ketua DPD Gerindra Jakarta Muhammad Taufik dijagokan mendampingi Ahok. (Ahok: Tak Pakai Wakil Tak Masalah)
