TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 2.500 pekerja pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Pelabuhan Indonesia (APPI) menggelar aksi unjuk rasa, Senin (2/5). Mereka berjalan kaki dari depan gedung Jakarta Internasional Container Terminal menuju Plumpang. Para pekerja itu menuntut dihapuskannya pungutan liar (pungli) di pelabuhan yang sudah merajalela, dan menuntut peningkatan upah pekerja pelabuhan. Sebab, upah mereka selama ini masih dibawah upah minimum Provinsi DKI Jakarta."Kami mengajak semua komponen untuk memberantas pungli di pelabuhan," kata Sekjen APPI Agus Barlianto. kepada Tempo seusai melakukan aksinya. Menurut dia, aksi ini sekaligus akan mendeklarasikan tanggal 20 Mei mendatang sebagai Gerakan Anti Pungli di Pelabuhan (GAPP). Sebelum 20 Mei, menurut dia, APPI akan mengumpulkan berbagai elemen untuk menentukan titik-titik pungli sekaligus besarannya di pelabuhan. Untuk itu, APPI akan melibatkan pengguna jasa pelabuhan, penyedia layanan pelabuhan, aparat keamanan, serta para akademisi. Sejauh ini, berdasarkan laporan dari pengusaha, pengurusan dokumen di bea cukai dan syah bandar menempati urutan pungli teratas. "Makanya banyak penyelundupan, tapi itu perlu pengkajian ilmiah," ujar Agus. Ia menduga, salah satu penyebab besarnya pungli di pelabuhan adalah kebijakan pemerintah yang sangat memungkinkan terjadinya praktek tersebut. Sebab, pengurusan surat-surat yang tidak mungkin untuk bertatap muka langsung, sehingga harus memakai uang pelicin. Ewo Raswa