TEMPO.CO,Jakarta - Siswa SMA Negeri 70 Jakarta yang mogok sekolah terancam dikeluarkan dari sekolah. Alasannya, pemogokan mereka dianggap justru mengaburkan masalah yang sebenarnya. (Baca: Orang Tua Murid SMA 70 Protes Anaknya Dipecat)
"Prinsipnya sederhana saja. Kalau mereka terus mogok, bisa kena sanksi dikeluarkan juga," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Kamis, 18 September 2014.
Ahok menuturkan, dukungan bagi 13 siswa SMAN 70 yang dikeluarkan seharusnya tidak diwujudkan dengan mogok sekolah. Menurut Ahok, lebih baik ketiga belas siswa tersebut dihibur. Sebab, hiburan bisa berefek langsung. Para siswa pun tak perlu meninggalkan tugas dan kewajiban sebagai pelajar.
Dari laporan yang diterimanya, Ahok berujar, belasan siswa kelas XII SMAN 70 tak mengikuti kegiatan belajar-mengajar sejak Senin, 15 September lalu. Aksi mogok sekolah dilakukan sebagai bentuk dukungan bagi 13 teman mereka yang dikeluarkan lantaran terlibat kasus perisakan (bullying) di kalangan siswa pada masa orientasi siswa tahun ajaran 2014/2015.
Ancaman sanksi pengeluaran bagi siswa yang mogok, kata Ahok, bertujuan memaksimalkan kesempatan belajar di sekolah tersebut. Kursi kosong yang ditinggalkan para siswa tersebut akan langsung dialihkan bagi remaja usia sekolah lain. (lihat: Kasus SMAN 3, Ortu Khawatir Anaknya Di-bully )
Alasannya, masih ada 40 persen dari total jumlah remaja di Jakarta yang tak bersekolah karena masalah ekonomi. "Kalau mereka memang preman, buat apa dipertahankan?" ujar Ahok.