Demonstrasi Tolak UU Pilkada di Istana 'Adem-Ayem'  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 30 September 2014 13:19 WIB

Pengunjuk rasa mengusung keranda mayat yang bertuliskan " Demokrasi" dan sejumlah poster saat aksi teaterikal di depan gedung DPRD Malang, Jawa Timur, 29 September 2014. UU Pilkada tak langsung dinilai mencederai Demokrasi dan mengesampingkan peran serta masyarakat. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 30 September 2014, diserbu beberapa aksi demonstrasi. Demonstrasi dilakukan sejumlah kelompok massa yang menolak pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.

Aksi pertama dilakukan 50 orang dari Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) sekitar pukul 11.00 WIB. Dalam aksi itu, koordinator Bara JP, Syafti Hidayat, menyatakan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tak tegas soal pilkada langsung telah membunuh demokrasi di Indonesia. "Aksi walkout Demokrat adalah bukti kuat SBY antidemokrasi," ujarnya saat berorasi.

Para demonstran mengkritisi pernyataan SBY sebelumnya yang kecewa lantaran DPR memilih opsi pilkada lewat DPRD. "Rakyat sudah muak, karena SBY berbicara tanpa tindakan konkret," tuturnya. Dalam aksi yang berjalan selama hampir sejam jam itu, mereka mengusung sebuah replika trofi berwarna emas bertuliskan "Bapak Anti-Demokrasi" dan keranda berwarna putih dengan tulisan "Demokrasi Korban Pembunuhan SBY". Keduanya mereka bawa sebagai hadiah untuk SBY.

Sekitar pukul 12.00 WIB, massa bergerak meninggalkan Istana menuju kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di sana, mereka akan menyampaikan penolakan jika SBY mengajukan diri jadi Sekretaris Jenderal PBB. "Dunia akan bertambah kacau jika seorang antidemokrasi menjadi Sekjen PBB," kata orator demonstrasi.

Aksi yang hanya dihadiri 50 orang ini tak sampai membuat kemacetan. Tidak ada pengamanan khusus yang dilakukan di depan Istana. Sejumlah polisi tampak mengawal aksi ini dari pinggir jalan. Sementara itu, sekitar pukul 13.00 WIB, kelompok demonstran lain juga akan mendatangi Istana untuk berunjuk rasa terkait dengan UU Pilkada.

PRAGA UTAMA

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD

Berita terpopuler lainnya:
Koalisi Prabowo Usulkan Pilpres oleh MPR Lagi
Telepon Hamdan Zoelva, Ini Isi Curhatan SBY
Penjual Kue Putu di Malang Tantang Amien Rais

Berita terkait

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

22 Agustus 2016

Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah  

Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.

Baca Selengkapnya

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

12 Juli 2016

KPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan  

Hadar bakal meminta bantuan Direktorat Pendudukan dan Catatan Sipil memastikan keberadaan pendukung calon perseorangan.

Baca Selengkapnya

Kajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada  

29 Juni 2016

Kajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada  

KPK melakukan penelitian dengan mewawancarai 286 calon yang kalah pada pilkada. Ini temuannya.

Baca Selengkapnya

Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan  

19 Juni 2016

Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan  

Polisi mengevakuasi anggota KPUD Muna keluar dari TPS sambil melepaskan tiga tembakan ke udara.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna  

19 Juni 2016

Hari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna  

Ini merupakan pemungutan suara ulang yang kedua kali akibat saling gugat dua pasangan calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Pilkada, Bawaslu Kini Bisa Periksa Politik Uang  

6 Juni 2016

Revisi UU Pilkada, Bawaslu Kini Bisa Periksa Politik Uang  

Bawaslu kini bisa memeriksa kasus politik uang dalam pilkada.

Baca Selengkapnya

Syarat Calon Perorangan Dipersulit, Ini Kata Pendukung Garin  

6 Juni 2016

Syarat Calon Perorangan Dipersulit, Ini Kata Pendukung Garin  

Pendukung Garin menilai seharusnya DPR sebagai wakil rakyat membuat aturan yang lebih bermutu.

Baca Selengkapnya

Disahkannya UU Pilkada Dinilai Memicu Potensi Konflik  

5 Juni 2016

Disahkannya UU Pilkada Dinilai Memicu Potensi Konflik  

Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menilai, ada persoalan yang akan terjadi seusai DPR mengesahkan UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Pilkada Akhirnya Disahkan, Ini Reaksi PKS  

2 Juni 2016

Undang-Undang Pilkada Akhirnya Disahkan, Ini Reaksi PKS  

PKS sebelumnya menilai anggota DPR yang maju ke pilkada tak perlu mundur dari keanggotaan di Dewan, melainkan hanya perlu cuti.

Baca Selengkapnya

DPR Sahkan Undang-Undang Pilkada

2 Juni 2016

DPR Sahkan Undang-Undang Pilkada

DPR akhirnya mengesahkan undang-undang tentang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dalam sidang paripurna hari ini.

Baca Selengkapnya