Ratusan pekerja berjalan menuju pintu keluar usai menggunakan KRL commuter line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin 4 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Tumpukan sampah di samping lintasan rel Stasiun Angke berjubel dari bak sampah dan nyaris menghambat jalur kereta. "Kalau sudah terhambat, kereta bisa terpeleset dan ke luar rel," kata Kepala Stasiun Angke M. Nurdin saat ditemui Tempo di kantornya, Jalan Krendang Barat, Tambor, Jakarta Barat, Kamis, 2 Oktober 2014.
Nurdin mengatakan, jika terus dibiarkan, tumpukan sampah itu bisa mengganggu fungsi lidah wesel. Lidah wesel ialah alat penerima sinyal operator untuk menggeser lintasan kereta sesuai dengan tujuannya. "Saya tak dapat menjelaskan lebih jauh. Tapi lidah wesel itu berbahaya sekali jika sampai tertutupi," ujarnya.
Tumpukan sampah itu berupa kain dan botol-botol plastik. Kini, jarak antara sampah dan lidah wesel hanya 2 meter. Memang, kata Nurdin, penumpang kereta tak pernah mengeluh soal itu. Namun hal tersebut membuat manajemen kereta cemas. Pihaknya sempat berniat membereskan sampah itu. "Tapi terlalu banyak, saya enggak sanggup," kata Nurdin.