Petugas kepolisian menunjukan barang bukti sebuah samurai yang merupakan milik anggota Front Pembela Islam (FPI) saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, 3 Oktober 2014. Mereka menuntut Ahok untuk mundur menjadi Gubenur. TEMPO/Dasril Roszandi.
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Pusat menyiagakan seribu lebih anggotanya untuk mengamankan demonstrasi Front Pembela Islam di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. Unjuk rasa itu dilakukan kembali dengan tuntutan yang sama, yakni menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur Jakarta menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden RI.
Kepala Humas Polres Jakarta Pusat Komisaris Polisi Suyatno mengatakan telah mengerahkan 500 anggotanya berjaga di DPRD Jakarta dan 500 orang berjaga di Balai Kota DKI. "Kami akan berlakukan sesuai dengan prosedur dan ketetapan," ucapnya ketika dihubungi Tempo, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca: FPI Demo Lagi, Polisi Siapkan Dua Meriam Air)
Sebelumnya, juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, mengatakan akan ada 200 orang yang terdiri dari pria dan wanita dari FPI yang menggelar unjuk rasa di DPRD Jakarta. Massa tersebut, kata Rikwanto, akan memulai aksinya seusai salat Jumat. Mereka dipimpin oleh seorang anggota FPI bernama Subhan.
Suyatno mengatakan polisi juga menyiapkan peralatan, seperti tameng dan water canon, dalam pengamanan tersebut. "Meskipun begitu, kami akan mengutamakan tindakan persuasif sebelum melakukan tindakan tegas," katanya. (Baca: FPI Bakal Jenguk Novel di Penjara)
Di DPRD Jakarta, hari ini akan diadakan rapat paripurna untuk mengesahkan tata tertib anggota Dewan.