Para Petugas mengamankan sejumlah siswa-siswi SMKN 1, Budi Utomo saat akan melakukan aksi tawuran di Kawasan Pasar Baru, Jakarta, (19/08). Dihari pertama masuk sekolah, para pelajar tersebut hendak menyerang pelajar lain di kawasan Gunung Sahari. Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Assadatul Abadiyah, Tanjung Duren, Jakarta Barat, dijemur di bawah tiang bendera Kepolisian Sektor Metro Palmerah. Alasannya, mereka membuat gaduh di sekitar kompleks perumahan polisi yang tak jauh dari Polsek.
Kepala Unit Lalu Lintas Polsek Palmerah Ajun Komisaris Syahlan mengatakan insiden tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. "Mereka menggeber sepeda motor di kompleks polisi," katanya pada Rabu, 5 November 2014. (Ikuti berita kriminal lainnya di sini)
Perbuatan para pelajar ini membuat polisi dan warga yang ada di sekitar kompleks keluar. Merasa terganggu, salah seorang warga mengadukannya ke Polsek yang tak jauh dari kompleks. Para pelajar tersebut akhirnya digelandang.
Rupanya, mereka tidak membawa STNK dan SIM. "Selain ditilang, sekalian dihukum dijemur biar ada efek jera," ujarnya. Ketujuhnya adalah Fadilah, M. Riski, Ari, Rifki, Khaerul, Riski, dan Noval. Mereka kini sudah dipulangkan.
Salah satu pelajar, Noval, mengatakan mendapat tugas dari sekolah untuk membuat biodata anggota kepolisian. "Selain itu, kami ingin wawancara tugas pendidikan kewarganegaraan," kata Noval. Menurut dia, perbuatan tersebut murni iseng. "Tak ada niat apa pun."