Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyapa wartawan sebelum pelantiakan sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, 19 November 2014. Dalam pelatikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, perwakilan dari Koalisi Merah Putih sama sekali tidak hadir. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebutkan parameter utama penilaian kinerja wali kota, camat, dan lurah. Salah satunya, sikap tanggap terhadap bencana banjir. (Baca: Ahok Serahkan Nama Wakil Gubernur Pekan Depan)
Dari parameter ini, kata dia, akan tampak pemimpin yang bekerja atau yang alpa menjalankan tugas. "Kami sudah instruksikan ke semua pemimpin wilayah," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 25 November 2014. (Baca: Calon Wakil Ahok Terhambat Peraturan Pemerintah)
Ahok menjelaskan pemimpin wilayah harus berkoordinasi secara intensif dengan satuan kerja perangkat daerah atas persoalan yang di wilayahnya. Para pamong tersebut harus segera melaporkan segala persiapan menghadapi banjir yang belum dilakukan.
Ahok memberi contoh, mereka harus bertindak jika ada tepi sungai yang belum dipasangi dinding turap, sungai yang belum dikeruk, atau jika ada pompa yang rusak. Mereka juga harus memastikan semua saluran air berfungsi dan terhubung dengan sungai.
Semua proses tersebut mulai dikerjakan wali kota, camat, dan lurah. Ahok menjamin genangan di Jakarta tidak akan berlangsung lama. Sebab, Pemerintah DKI sudah meningkatkan pengawasan kondisi rumah-rumah pompa di Jakarta Utara. Air hujan akan dialirkan ke daerah Gunung Sahari.
Pompa berfungsi mengeluarkan air yang ditampung di waduk-waduk dan sungai saat tak mampu menampung debit air yang datang dari hulu. Ahok mengatakan Dinas Pekerjaan Umum juga sudah menyiapkan pompa yang berkapasitas lebih besar di Jalan Pasar Ikan, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. "Pekan depan pompa siap," ujar Ahok.