Petugas berjaga di depan jenazah yang telah ditutup kardus korban pohon tumbang di jalan raya Dadali, Kota Bogor, Jabar, 26 November 2014. Sebanyak 200 pohon di Kota Bogor rawan tumbang karena sudah tua terutama saat musim hujan. ANTARA/Jafkhairi
TEMPO.CO, Bogor - Muhamad Ihsan, 24 tahun, pengendara sepeda motor, mengalami kecelakaan saat melintas di Jalan Dadali, Tanahsareal, Kota Bogor, Rabu, 26 November 2014. Sebuah batang pohon angsana yang telah kering, patah dan jatuh menimpa lelaki itu. Ihsan terpelanting dari sepeda motornya dan tewas.
"Suami saya dalam perjalanan mau menjemput saya," kata Heni, 21 tahun, istri korban, saat ditemui di lokasi kecelakaan.
Menurut Heni, dia bekerja di Bogor Tread Word dan pulang pukul 16.00 WIB. Saat menunggu suaminya menjemput, dia mendapat telepon dari seseorang. "Orang itu telepon pakai hape suami saya. Dia mengabarkan suami saya sudah meninggal," kata Heni sambil terisak.
Eti, 45 tahun, warga setempat, mengatakan korban mengendarai sepeda motor Honda Beat nopol F-5767-BF melaju dari arah Kebon Pedes ke Jalan Ahmad Yani. Saat berada di Jalan Dadali tiba-tiba terdengar suara batang pohon patah. Kraaak. Korban sama sekali tidak menyadari sehingga tidak bisa menghindar. "Padahal tidak ada angin dan hujan," kata Eti.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor Iwan Riyanto mengatakan di Kota Bogor terdapat sekitar 200 pohon yang rawan tumbang dan harus ditebang. "Berdasarkan hasil kajian dari ada 200 pohon yang rawan tumbang, dan dalam satu hari saya mendapat surat permohonan dari masyarakat sekitar 25 hingga 30 pohon untuk dipotong, namun kami belum bisa memberikan pelayanan semuanya," katanya.
Ketua Apeksi Bima Arya Sugiarto menyambut baik Inpres Nomor 2 Tahun 2021 karena. berkomitmen sangat kuat untuk melindungi tenaga kerja formal, nonformal, rentan hingga pegawai Non ASN.