Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyapa wartawan sebelum pelantiakan sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, 19 November 2014. Dalam pelatikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, perwakilan dari Koalisi Merah Putih sama sekali tidak hadir. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tak memiliki banyak waktu untuk membenahi Ibu Kota. Menurut dia, masa jabatannya yang akan habis pada Oktober 2017 memaksanya untuk melakukan rotasi pegawai untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
"Saya kira-kira hanya punya waktu 5 kali untuk merotasi kepala dinas," ujarnya di Balai Kota pasca pengarahan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rabu, 31 Desember 2014. (Baca:Ahok Promosikan 3 Tertib di Depan Petinggi Polisi)
Basuki atau yang biasa disapa Ahok menjelaskan jika evaluasi kepala dinas akan dilakukan setiap 3 bulan sekali. "Jika kinerja mereka (kepala dinas dan wali kota) dalam 3 bulan buruk langsung saya mutasi. Namun jika prestasinya biasa saja dan saya masih ragu untuk memutasinya maka saya akan uji coba lagi selama 6 bulan," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian DKI Jakarta I Made Karmayoga mengatakan hasil evaluasi bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta level senior tergolong tak memuaskan. Dia mengatakan PNS senior hanya memahami satu bidang yang digelutinya saja dan tak memahami bentuk pelayanan di bidang lain. (Baca:Penggusuran Ditolak Warga, Ahok Jalan Terus)
Made menjelaskan, pegawai yang nilainya buruk kebanyakan berasal dari dinas teknis dan Dinas Kebersihan. Hasil tes tersebut memungkinkan pegawai yang semula bergolongan lebih rendah bisa menggeser seniornya dengan golongan lebih tinggi. Di level eselon dua, setidaknya ada 28 orang wajah baru yang akan mengisi jabatan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Dia menuturkan tes evaluasi diikuti oleh 10.057 orang, sedangkan jabatan struktural yang tersedia hanya 6.511 posisi. Tes diikuti oleh pegawai yang mengincar posisi tertentu maupun mempertahankan posisinya. (Baca:5 Kegiatan yang 'Dihajar' Ahok di RAPBD 2015 )
Tingginya tingkat permintaan untuk membenahi Jakarta, kata Ahok, berasal dari masyarakat. Hal itu bisa dilihat dari tingginya keluhan dari masyarakat yang dia terima baik melalui pesan pendek, sosial media, ataupun melalui hotline lapor di 1708. "Saya ini orang politik yang masa jabatannya dibatasi oleh waktu yang tak banyak," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.