Izinkan Mobil Masuk Busway, Ahok: Itu Sindiran  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Selasa, 3 Februari 2015 13:58 WIB

Sebuah mobil pribadi memasuki jalurnya usai menerobos ke jalur Busway di jalan protokol MH Thamrin, Jakarta, (19/8). Kemacetan yang cukup parah membuat sejumlah mobil pribadi memasuki jalur busway. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan pernyataannya mengenai izin bagi pemilik kendaraan bermotor melintas di jalur bus Transjakarta sebenarnya merupakan sindiran. Pernyataan tersebut muncul karena ucapan warga kaya yang menyepelekan denda maksimal bagi kendaraan yang melintas di jalur bus itu. "Itu sindiran, orang kaya suka kurang ajar ngomongnya," kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 3 Februari 2015.

Ahok menuturkan denda maksimal yang ditujukan bagi pemilik kendaraan belum optimal. Pemilik kendaraan roda dua dan roda empat rata-rata hanya dikenai Rp 100 ribu. Terlebih, dalam satu hari, seorang pengendara yang dikenai denda akan kembali melintas di jalur Transjakarta. Ahok berujar, mereka akan berkilah sudah didenda agar diizinkan melintas.

Ahok mengatakan rendahnya nilai denda yang diterapkan membuat pemilik kendaraan bermotor kerap mengulangi perbuatannya. Menurut para pengendara itu, kata Ahok, mereka hanya akan dikenai denda satu kali dari sepuluh kali melintas. "Mereka anggap denda itu tiket terusan," katanya. (Baca: 'Mobil Mewah di Jalur Busway, Ahok Langgar Hukum)

Untuk itu, Ahok melanjutkan, semua jalur Transjakarta yang berada di perlintasan jalan akan dilengkapi palang otomatis. Palang tersebut hanya akan terbuka dari sensor yang terdapat pada bus. Pengendara yang masih nekat melintas akan dikenai denda Rp 1 juta bagi mobil dan Rp 500 ribu bagi sepeda motor. "Sekalian bayar jumlah maksimalnya saja," ujar Ahok. (Baca: Mobil Boleh Masuk Busway, Masyarakat Girang)

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan jalur Transjakarta dibuat untuk beberapa angkutan umum. “Bukan untuk mobil pribadi,” katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 1 Februari 2015. (Baca: Izinkan Mobil Masuk Jalur Transjakarta, Ahok Dikritik)

Menurut Danang, komitmen Ahok meningkatkan kualitas transportasi publik tak boleh mengorbankan pelayanan angkutan umum yang sudah berjalan. Kendati pengendara bersedia membayar tarif yang ditetapkan, kebijakan mengizinkan mobil pribadi cenderung merugikan nilai tawar bus Transjakarta sebagai angkutan masyarakat. “Bus Transjakarta bisa-bisa tak punya keunggulan kompetitif di mata masyarakat akibat mobil pribadi masuk jalurnya,” ujarnya.

Danang mengusulkan kepada Ahok agar berfokus memperbaiki dan mengembangkan sistem transportasi publik secara utuh dan tak mengorbankan fasilitas lain. Ahok, tutur Danang, bisa mencontoh Singapura dalam mengelola kendaraan pribadi dengan merasionalkan jumlah kendaraan sesuai dengan volume jalan yang dimiliki.

LINDA HAIRANI


Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

1 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

2 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

5 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

7 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

20 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

36 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

36 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

50 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

54 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

55 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya