Trik Ibu Rumah Tangga Siasati Naiknya Harga Gas Melon

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 25 Februari 2015 03:39 WIB

Pekerja menata tabung gas 3kg yang baru datang di agen gas kawasan Mampang, Jakarta, 15 Januari 2015. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menuturkan 20 persen pengguna elpiji 12 kg beralih ke tabung gas melon karena harga yang cukup jauh menjadi penyebabnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga gas elpiji tiga kilogram merangkak naik sejak pekan lalu. Sebelumnya, para ibu ini bisa mendapatkan gas melon dengan harga Rp 18.000. Kini, harga naik menjadi Rp 20.000. Mereka mengaku punya trik mengakalinya. "Kami tak beli di warung lagi," kata Samiati, 53 tahun, warga Pasar Rebo, Jakarta Timur, kepada Tempo, Selasa, 24 Februari 2015.

Sebelumnya, dia biasa membeli gas di warung dekat rumahnya. Menurut Erni, 43 tahun, penjual warung tersebut, dia biasa ambil pasokan gas sebanyak 6-8 tabung per hari dari agen gas Pasar Rebo. Di sana, dia harus berebut dengan pedagang warung lainnya sejak pagi.

Selain itu, agen membatasi pembelian tabung gas hanya empat tabung per orang. Hal ini membuat Erni harus membawa anaknya agar dia bisa membeli delapan tabung sekaligus. "Selain pedagang, ada juga konsumen rumah tangga yang langsung ke agen karena lebih murah harganya," kata Erni.

Sejak gas naik, Erni mengaku ibu-ibu memang banyak yang langsung beli ke agen. Tapi, hal itu tak mengurangi penjualannya karena selalu ada pembeli yang mencari gas, pada malam hari misalnya.

Panji, petugas agen elpiji Pasar Rebo, mengatakan harga yang dijual di agennya adalah Rp 18.000. Dia dapat harga Rp 16.000 dari pangkalan pusat Pertamina. Kenaikan sekitar Rp 2.000 ini berlangsung sejak pekan lalu. "Tak jelas alasan naiknya, langka juga tidak," kata dia.

Akibat kenaikan ini, para ibu lebih banyak datang ke agen. Setiap harinya agen Panji menjual tabung gas melon sebanyak 150 tabung. "Kami buka pukul 08.00, tiga jam saja biasanya sudah habis terjual," kata dia.

Trik ini juga diikuti oleh Elisabeth, 50 tahun, warga Cipinang, Jakarta Timur. Dia biasa datang ke agen terdekat sejak pukul 09.00. "Biasanya sudah rame antre ibu-ibu bawa dua tabung," kata dia.

Elisabeth mengatakan, hal ini dilakukan agar dia tetap mengeluarkan uang Rp 18.000 untuk beli gas. Dia tak keberatan jika harus keluar lebih pagi agar dapat harga murah. "Lumayan, dua ribu bisa buat beli tambahan jenis sayur," katanya.

Berdasarkan data Pertamina, rata-rata harga eceran di tingkat pangkalan Jabodetabek yang semula Rp 13.250 naik menjadi Rp 14.500 per tabung. Harga jual ke konsumen (agen) menjadi Rp 16.000 per tabung. Hal ini membuat para pembeli di warung harus mengeluarkan kocek Rp 20.000 untuk menukar satu tabung gas melon kosong dengan yang berisi.

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

18 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

54 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

23 Februari 2024

Tambahan Penerima Harga Gas Khusus Belum Jelas, Menperin: Pusing Saya Hadapi ESDM

Menperin Agus Gumiwang mengaku pusing karena usulan perluasan penerima harga gas khusus tak kunjung menemukan titik terang dari Kementerian ESDM.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

20 Desember 2023

Berikut Harga Gas 3 Kg di Jakarta Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024

Pemprov DKI memastikan harga dan stok tabung gas epliji 3 kg menjelang Natal dan tahun baru 2024 aman. Berikut harganya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

1 Agustus 2023

Jokowi Instruksikan Menteri ESDM untuk Evaluasi Biaya Produksi Gas Bumi, Ini Sebabnya

Presiden Jokowi menginstruksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif agar mengevaluasi biaya-biaya produksi gas bumi. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

21 Februari 2023

Bapanas Bareng Hero Supermarket DKI Gelar Program Food Rescue

Bapanas bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Hero Supermarket meluncurkan program Food Rescue.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

7 November 2022

Uni Eropa Diharapkan Segera Rampungkan Prosedur Pembelian Gas

Uni Eropa meminta negara-negara Eropa bisa segera menyelesaikan prosedur pembelian gas agar harga tak melambung menjelang musim dingin.

Baca Selengkapnya

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

20 Oktober 2022

KTT Uni Eropa Rundingkan Bantuan Energi ke Ukraina

Bantuan ke Ukraina akan menjadi salah satu agenda pembahasan di konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa di Brussel pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca Selengkapnya