Wakil Gubernur DKI Minta Temuan BPK Diselesaikan 2 Bulan

Reporter

Rabu, 25 Februari 2015 18:05 WIB

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, berkunjung ke kantor redaksi Tempo, Kebayoran, Jakarta, 5 Desember 2014. Kedatangan Djarot Saiful ini untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi Jakarta sebelum ia resmi dilantik. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat meminta Inspektorat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelesaikan beberapa temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang belum dituntaskan. ”Dalam dua bulan semua harus bisa tuntas,” kata dia di Balai Kota, Rabu, 25 Februari 2015. ”Waktunya memang mepet, tapi kalau ditunda-tunda lagi akan jadi masalah.”

Djarot pada Rabu ini bertemu Inspektorat membahas ratusan temuan BPK sepanjang periode 2004-2013 yang belum diselesaikan. Selama periode itu, ada sebanyak 6.096 temuan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK. Dari jumlah itu, 1.163 temuan masih dalam proses penyelesaian, 291 belum diselesaikan, sedangkan sisanya sudah rampung.

Menurut Djarot, rata-rata temuan yang belum selesai itu berupa kesalahan administratif. Dia meminta, hal-hal semacam itu diperbaiki agar tidak terulang. ”Jika ada temuan yang masih berpotensi menimbulkan kerugian, agar diganti setiap kerugian itu.” Yang pasti, dia menambahkan, Inspektorat sangat serius membereskan berbagai temuan itu.

Adapun Kepala Inspektorat DKI Jakarta Lasro Marbun menyebutkan masih ada sejumlah temuan yang berpotensi menimbulkan kerugian. ”Jumlahnya miliaran,” kata dia tanpa menyebut jumlahnya secara spesifik.

Ia hanya mengatakan, potensi kerugian paling banyak berada di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berkaitan dengan perekonomian dan keuangan. Justru di bidang kesejahteraan masyarakat dan pembangunan infrastruktur temuannya terbilang sedikit dan ringan. ”Padahal di dua bidang itu paling rawan tindak korupsi berupa mark up anggaran,” ujar dia.

Beberapa kasus, kata Lasro, sebetulnya sudah diselesaikan. Dia mencontohkan kasus dugaan korupsi oleh Fanda Fadly Lubis saat menjabat Lurah Ceger, Pulogadung, Jakarta Timur, pada 2012. Waktu itu Fanda diduga melakukan korupsi dokumen pelaksanaan anggaran di kelurahan. Sebetulnya, Lasro menjelaskan, kasus itu sudah selesai. Fanda juga sudah dipecat dan dihukum penjara. ”Kerugiannya sudah diganti,” ujar dia. Hanya saja, kata Lasro, tanda terima penggantian kerugian itu belum diterima pemerintah. ”Jadi, masih dianggap temuan oleh BPK.”

Lasro menjelaskan, meski masalah ini berat, semua temuan BPK memang harus beres sebelum Juni. ”Targetnya dua bulan, sebelum laporan pembacaan keuangan daerah.” Dia optimistis tim inspektorat bisa menyelesaikannya.

Ia membandingkan, pada tahun lalu Laporan Keuangan DKI Jakarta mendapatkan predikat menurun dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK. Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan Pemprov DKI Tahun 2013, BPK menemukan indikasi kerugian keuangan Pemprov DKI senilai Rp 85,36 miliar.

Dari 86 temuan senilai Rp 1,54 triliun. BPK merinci temuan yang berindikasi kerugian daerah senilai Rp 85,36 miliar, potensi kerugian daerah senilai Rp 1,33 triliun, kekurangan penerimaan daerah senilai Rp 95,01 miliar, dan temuan 3E (tidak efektif, efisien dan ekonomis) senilai Rp 23,31 miliar.


PRAGA UTAMA

Berita terkait

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

3 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

22 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

35 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

38 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

41 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

41 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

42 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

42 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

42 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

42 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya