Hadapi Begal Anggaran, Ahok: Saya Sudah Cabut Pistol  

Reporter

Senin, 2 Maret 2015 18:10 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memperlihatkan dokumen setibanya di Gedung KPK, Jakarta, 27 Februari 2015. Kedatangan Ahok untuk menyerahkan sejumlah dokumen sebagai barang bukti usulan anggaran APBD DKI senilai Rp 12,1 triliun. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak keder dengan ancaman pemakzulan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah melalui hak angket. Dia memerintahkan anak buahnya tidak melobi para anggota Dewan untuk menghentikan penggunaan hak angket tersebut.

"Tak bisa mundur lagi. Saya sudah bicarakan dengan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Saya sudah cabut pistol," kata Ahok di Balai Kota, Senin, 2 Maret 2015. Dia tidak akan mencabut laporan dugaan anggaran siluman dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Ahok menjelaskan dana siluman sudah terjadi sejak APBD 2012 dan 2013. Namun temuan itu tak bisa dilaporkan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan karena anggarannya tidak disusun secara elektronik alias manual.

Sistem penyusunan secara manual tidak menghasilkan bukti kuat. Selain itu, kata Ahok, para anggota Dewan akan mengelak dan balik menuding program-program fiktif justru diusulkan satuan kerja perangkat daerah, pegawai pemerintah provinsi yang ditunjuk sebagai pimpinan proyek.

Praktek penyusunan dana siluman atau begal anggaran ini telah berlangsung lama. Walhasil, penyusunan APBD secara elektronik awalnya ditolak banyak pihak. Mulai tahun lalu, proses e-budgeting dimulai. "Saya sengaja menunggu sampai mereka mengisi sendiri. Sudah jelas, pembelian UPS hanya ada di APBD versi DPRD," kata mantan Bupati Belitung ini.

Perlawanan yang dilakukan Ahok saat ini juga mempertimbangkan peta dunia politik terkini. Ketika awal menjabat Gubernur, Joko Widodo melarang Ahok melaporkan temuan soal dana siluman dalam APBD kepada aparat penegak hukum. Beliau, ujar dia, mengatakan pasangan Jokowi-Ahok tak akan didukung siapa pun jika melaporkan temuan anggaran siluman.

Alasannya, keduanya baru terjun ke kancah politik Jakarta dan tidak didukung pejabat negara dan elite politik mana pun pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Presiden, aparat hukum, sampai menteri itu bukan orang kami, tak ada jaminan laporan kami berjalan. Tunggu saya di sana dulu," ujar Ahok menirukan Jokowi. Kini, Jokowi sudah menjadi presiden, dan pistol Ahok siap melibas begal anggaran yang ingin mengorupsi pajak warga Jakarta.

LINDA HAIRANI

Berita terkait

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

7 jam lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

11 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

3 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

5 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

31 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

38 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

42 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya