Cara ICW Telusuri Program Siluman di APBD Jakarta

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 3 Maret 2015 03:13 WIB

Meme #SaveAhok yang mendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama bermunculan setelah DPRD mengajukan hak angket mengenai rancangan APBD DKI 2015. Ahok dan DPRD tidak sependapat mengenai rincian APBD. Menurut Ahok terdapat "dana siluman" di dalamnya. Facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesian Corruption Watch menelisik "dana siluman" dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah DKI Jakarta 2015.

Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas, mengatakan organisasinya juga sedang menyisir APBD sebelumnya. "Kami juga sedang mengumpulkan data APBD 2014 ke bawah," katanya saat dihubungi, Senin, 2 Maret 2015.

Firdaus mengatakan ICW sedang menggali proyek-proyek DKI yang sudah terealisasi pada 2014 dan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari proses penganggaran hingga penerimaan barang. Mereka membandingkan data dan informasi yang diperoleh dari banyak sumber, seperti LPSE, akta notaris, dan laporan masyarakat.

ICW, kata dia, mengevaluasi apakah pengadaan yang dilakukan dibutuhkan atau tidak. Jika tidak, bisa jadi ada penyimpangan di dalamanya.

ICW juga meihat apakah realisasi barang dengan harga yang dianggarkan wajar atau tidak. Jika harga barang yang diadakan ternyata tak sesuai dengan anggaran, bisa jadi ada penggelembungan.

"Kami juga melihat fisik barang tersebut, apakah sesuai dengan volume dan spesifikasi yang dianggarkan atau tidak," ujarnya. Jika ditemukan perbedaan, kata dia, ICW akan melaporkannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menggandeng ICW untuk menelisik "dana siluman" APBD 2015. Dana itu ditemukan dari RAPBD yang dibuat DPRD dan versi pemerintah yang dirancang dengan sistem e-budgeting. Menurut dia, selisihnya cukup banyak, sekitar Rp 12,1 triliun.

Firdaus mengatakan dana siluman sebanyak itu wajar. Soalnya, APBD DKI saja mencapai Rp 73 triliun. "Separuh lebihnya digunakan untuk pengadaan barang dan jasa," katanya.

NUR ALFIYAH

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

19 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

22 jam lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

9 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

21 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

24 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

26 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya