DPRD Tuding Gubernur Ahok Labil, Kami Takut ....  

Reporter

Senin, 23 Maret 2015 17:54 WIB

(dari kiri) Pimpinan DPRD DKI Jakarta, M Taufik, Triwisaksana, Prasetio Edi Marsudi, dan Abraham Lunggana, beri keterangan kepada awak media usai pertemuan tertutup dengan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, terkait kisruh APBD di Kantor Wapres, Jakarta, 23 Maret 2015. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta maaf kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. "Karena pernah mengucapkan akan memperjuangkan Raperda APBD (Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2015 menjadi perda (peraturan gubernur)," kata Prasetyo dalam konferensi pers di gedung DPRD, Senin, 23 Maret 2015.

Prasetyo menjelaskan janji itu dia sampaikan saat bertemu empat mata dengan Ahok, panggilan akrab Basuki, pada Kamis, 19 Maret 2015. Ketika itu dia jamin DPRD akan menyetujui Raperda APBD 2015.

Namun pada rapat DPRD untuk memutuskan soal itu, Jumat, 20 Maret 2015, Prasetyo malah mangkir. Dia beralasan sakit. Ahok menyebut Prasetyo telah membohongi dirinya. Berkali-kali dia menelepon Prasetyo untuk menagih janjinya, namun tidak aktif.

Ahok maklum jika Prasetyo sengaja menghindar dan lebih memilih menggunakan pergub. "Dia itu orangnya tidak enakan sama temen. Dia mau jadi ketua yang baik kali. Dia mau bela DPRD," ucap Ahok.

Prasetyo buka kartu bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan semua fraksi agar menyetujui raperda. Hanya Fraksi Nasional Demokrat yang sepakat dengan usulan itu. Dia mendapat penjelasan dari anggota dan pimpinan DPRD lainnya tentang rekam jejak Ahok. "Kelabilan Ahok ini yang membuat kami takut. Dia bicara hari ini apa tiga jam kemudian apa," dalih Prasetyo yang menjabat Wakil Ketua PDIP Jakarta.

Selain itu, gaya dan etika Ahok dalam berkomunikasi turut mempengaruhi pendirian Prasetyo. "Etika Gubernur kalau bicara tidak bisa dipertanggungjawabkan." Contohnya ucapan Ahok yang menuduh DPRD sebagai perampok, maling anggaran, dan lainnya. "Kalau bilang ada maling, tunjuk hidung jangan bawa institusi."

Ia juga mempermasalahkan tingkah Ahok ketika rapat mediasi di Kementerian Dalam Negeri, awal Maret lalu. Dia merasa dipermalukan di rumah orang. "Dia marah-marah di rumah orang. Bentak-bentak di rumah dia oke diterima. Siapa dulu yang kurang ajar." Kalau bermitra dengan DPRD seharusnya sikap Ahok tak seperti itu. "Jangan merasa pengusaha Glodok."

Namun Prasetyo menutupi fakta bahwa dalam rapat mediasi itu, ada anggota DPRD Jakarta yang menyebut kata-kata rasis dan bahasa binatang kepada Ahok.

Atas dasar itu, ujar Prasetyo, DPRD bersepakat memilih mengembalikan Raperda APBD 2015 ke Ahok. "Biar gubernur yang tanggung jawab. Saya serahkan biar tidak ada lagi dana siluman," katanya.

ERWAN HERMAWAN

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

1 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

2 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

8 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

10 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya