Ahok Pakai APBD 2014, Kenapa Guru-Pelajar Rugi?

Reporter

Selasa, 24 Maret 2015 04:23 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memperlihatkan dokumen setibanya di Gedung KPK, Jakarta, 27 Februari 2015. Kedatangan Ahok untuk menyerahkan sejumlah dokumen sebagai barang bukti usulan anggaran APBD DKI senilai Rp 12,1 triliun. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta: Silang pendapat antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berujung pada penggunaan pagu APBD 2014 untuk DKI Jakarta. Saling tuding terjadi. Ahok menuding dewan menghendaki Ahok menerbitkan Peraturan Gubernur. Sementara itu, Muhammad Taufik, Wakil Ketua DPRD dari fraksi Gerindra menyangkal, “Gubernur dari awal memang selalu ingin ke sana (APBD 2014).”

Direktur Centre for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi mengatakan jika DKI Jakarta kembali menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014, maka akan ada lembaga yang beruntung karena pagu 2014 lebih besar dari pagu 2015 .



“Malah Kartu Jakarta Pintar jadi program yang dirugikan karena lebih kecil,” kata dia kepada Tempo, Ahad 22 Maret 2015.

Ini adalah lembaga yang beruntung karena pagu 2014 lebih besar dibandingkan 2015 ;
1. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DKI Jakarta
- 2014 : Rp 19,2 miliar
- 2015 : Rp 17,4 miliar
2. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta
- 2014 : Rp 300 miliar
- 2015 : Rp 239,5 miliar
3. Lembaga Pembinaan Keagamaan Budha (LPKB) DKI Jakarta
- 2014 : Rp 1 miliar
- 2015 : Rp 700 juta
4. Institut Al Qur'an (IIQ) Jakarta
- 2014 : Rp 3 miliar
- 2015 : Rp 1 miliar
5. PMI DKI Jakarta dan enam kota/kabupaten administrasi
- 2014 : Rp 21,4 miliar
- 2015 : Rp 10 miliar
6. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta
- 2014 : Rp 3,3 miliar
- 2015 : Rp 775 juta

Lembaga yang merugi karena pagu 2014 lebih kecil daripada 2015 ;
1. Kartu Jakarta Pintar
- 2014 : Rp 779 miliar
- 2015 : Rp 3 triliun
2. Dewan Riset Daerah DKI Jakarta
- 2014 : Rp 3,5 miliar
- 2015 : 4,5 miliar
3. Karang Taruna DKI Jakarta
- 2014 : Rp 1 miliar
- 2015 : Rp 1,8 miliar
4. Badan Kerjasama Pembangunan
- 2014 : Rp 2 miliar
- 2015 : Rp 4 miliar
5. Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia DKI Jakarta
- 2014 : 0
- 2015 : Rp 1,8 miliar

Sementara itu, dia juga menemukan anggaran yang ‘tersesat’ karena tidak ada dalam APBD 2014, ada dalam APBD 2015 tapi tak memiliki payung hukum. Anggaran itu antara lain ;
1. Anggaran operasional Wali Kota Jakarta Pusat : Rp 3,2 miliar
2. Anggaran operasional Wali Kota Jakarta Barat : Rp 4,8 miliar
3. Anggaran operasional Wali Kota Jakarta Selatan : Rp 1,9 miliar
4. Anggaran operasional Wali Kota Jakarta Timur : Rp 699 juta
5. Anggaran operasional Wali Kota Jakarta Utara : Rp 8,9 miliar
6. Anggaran operasional Bupati Kepulauan Seribu : Rp 1,4 miliar


DINI PRAMITA | AISHA SHAIDRA

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

1 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

2 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

8 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

10 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya