Agenda Ahok dan Sekda Seabrek, Djarot Misterius

Reporter

Editor

dini.pramita

Kamis, 26 Maret 2015 11:32 WIB

Megawawati Soekarno Putri duduk bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan), Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kanan), Ibu Veronica Tan (kedua kiri) dan Ibu Heppy Farida (kiri) jelang pelantikan Wagub DKI Jakarta di Balai Agung, Balaikota Jakarta, 17 Desember 2014. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Agenda Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tampak padat dari Kamis pagi hingga sore, 26 Maret 2015. Begitu juga dengan agenda Sekretaris Daerah Saefullah yang padat dari pagi hingga siang hari. Namun tak ada satu pun kegiatan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.

Ahok direncanakan menerima kunjungan Sekolah Dharma Kebangsaan, dilanjutkan dengan rapat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Agenda terakhir Ahok pada pukul 16.00 adalah menerima Wali Kota Tangerang Selatan.

Agenda Saefullah dimulai dari penyusunan service level agreement untuk proyek kereta api ekspres bandara SHIA, MRT Jakarta jalur selatan-utara, kereta api Makassar sampai Pare-pare, dan revitalisasi bandara. Berlanjut ke pembahasan pengelolaan kawasan Kota Tua dan diakhiri dengan pembahasan pengunduran diri Ketua Yayasan Putra Bahagia Jaya dan wacana pembentukan kepengurusan baru.

Seorang sumber di Balai Kota mengatakan Djarot sengaja tak menampilkan jadwal karena sering mendapatkan disposisi mendadak dari Ahok. "Pak Djarot juga terkadang mendadak blusukan, tapi bisa juga agenda blusukan yang terencana batal karena tugas mendadak," katanya. Sumber lain mengatakan Djarot terkadang memiliki agenda PDIP sehingga tak memungkinkan untuk mengumumkan jadwalnya.

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan Djarot sengaja pakai strategi menghilang sejak adanya kisruh APBD antara Ahok dan DPRD. Djarot dalam perseteruan antara Ahok dan DPRD, kata dia, dalam posisi terjepit. Sebab, Djarot adalah kader PDIP. PDIP menjadi salah satu pengusung hak angket terhadap Ahok. Dalam posisi ini, strategi yang paling mudah adalah menghilang.

"Kalkulasi politiknya jelas. Walaupun kalah, Ahok tetap akan didukung publik," ujarnya. Sedangkan jika melawan Ahok, Djarot menjadi tidak populer.

DINI PRAMITA


Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

2 hari lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

5 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

8 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

36 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

36 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

42 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

43 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

47 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

52 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya