TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan penerapan pembayaran tarif rupiah per kilometer bagi para operator bus akan membuat angka kemacetan di jalan raya berkurang.
Alasannya, Benjamin berujar, aksi ngetem para pengemudi bus yang bertujuan memenuhi target setoran menjadi penyebab kemacetan di sebagian besar ruas jalan Ibu Kota. "Kelak tidak ada penyebab kemacetan karena ngetem," kata Benjamin kepada Tempo, Minggu, 29 Maret 2015.
Benjamin menjelaskan, operator bus yang bergabung di bawah pengelolaan PT Transportasi Jakarta akan menerima bayaran untuk setiap kilometer yang dilalui kendaraannya.
Nilai pembayaran itu berasal dari subsidi yang dikucurkan pemerintah DKI melalui badan usaha milik daerah. Benjamin mengatakan pengemudi hanya perlu mengendarai busnya tanpa henti.
Penerapan sistem ini, kata dia, membuat operator tak lagi mengandalkan pendapatan dari ongkos penumpang untuk menjamin kelangsungan kegiatan operasional mereka. Meski begitu, PT Transportasi Jakarta juga wajib mengingatkan akan pengawasan bagi para operator.
Pengawasan bertujuan memastikan pengemudi tak bertindak semaunya dan mengabaikan penumpang demi mengejar catatan kilometer.
Menurut Benjamin, sistem ini nantinya tak hanya menyasar bus sedang. Dia mengatakan pemerintah DKI juga mengajak operator bus kecil atau mikrolet untuk berpartisipasi. Tujuannya, membenahi sistem transportasi secara menyeluruh.
Benjamin menuturkan bus kecil bertugas sebagai feeder atau pengumpan menuju halte Transjakarta terdekat. Pembenahan operasional para operator feeder membuat kemacetan tak berpindah ke ruas jalan lain. "Kami mendorong konsep win-win solution," kata Benjamin.
LINDA HAIRANI
Berita terkait
Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap
12 hari lalu
Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.
Baca SelengkapnyaArus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta
16 hari lalu
Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.
Baca SelengkapnyaHasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi
18 hari lalu
Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.
Baca SelengkapnyaTravel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi
18 hari lalu
Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI
Baca SelengkapnyaPengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang
25 hari lalu
Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSatu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen
27 hari lalu
Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaJerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem
41 hari lalu
Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas
5 Maret 2024
Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaKondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat
6 Januari 2024
Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.
Baca SelengkapnyaAngkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru
28 Desember 2023
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya