Operasi Simpatik, 7.795 Pelanggar Lalu Lintas Tak Ditilang

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 7 April 2015 20:16 WIB

Sejumlah Polisi Wanita (Polwan), saat gelar operasi Simpatik Jaya 2015. Dengan membawa ikon ondel-ondel, di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, 1 April 2015. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sepekan Operasi Simpatik 2015 digelar. Hingga Selasa, 7 April 2015, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya belum memberlakukan tilang kepada pengendara yang melanggar. Polisi masih melakukan tindakan persuasif berupa teguran saja.

Berdasarkan catatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, pada operasi yang digelar sejak 1 April itu, sebanyak 7.914 pelanggar lalu lintas mendapat teguran. Tidak ada pelanggar yang ditilang. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, teguran terhadap pelanggar lalu lintas berjumlah 7.795 dengan 5.392 ditilang.

"Ini kan operasi simpatik. Kami lakukan tindakan persuasif," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, Selasa, 7 April 2015. Menurut dia, hanya pelanggar tertentu yang akan dikenakan tilang, seperti pengendara yang ugal-ugalan.

Petugas, kata Martinus, akan melakukan peneguran terhadap para pengendara yang melanggar kategori ringan. "Misalnya, pengendara tak membawa surat motor," ujarnya. Pendekatan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran pengendara demi keselamatan berlalu lintas.

Dari Pontianak, Kepala Polda Kalimantan Barat mengingatkan bahwa operasi simpatik jangan sampai menimbulkan sikap arogan. "Polisi lalu lintas harus santun. Sikap simpatik harus dikedepankan," kata Kepala Polda Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto.

Sama seperti di Jakarta, operasi yang digelar selama 21 hari ini tidak memberlakukan tilang terhadap pengendara yang melanggar. Tujuan utama operasi ini, kata Arief, meningkatkan disiplin anggota kepolisian lalu lintas serta terwujudnya pelayanan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Terwujudnya masyarakat yang tertib dan patuh hukum dalam berlalu lintas."

ASEANTY PAHLEVI | NINIS CHAIRUNNISA


Berita terkait

Korlantas Uji Coba Pengiriman Surat Tilang Melalui Whatsapp

3 jam lalu

Korlantas Uji Coba Pengiriman Surat Tilang Melalui Whatsapp

Bila sistem pengiriman surat tilang melalui Whatsapp aman, Korlantas akan memberlakukan aturan ini secara nasional.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

6 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

7 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

19 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya