Pabrik di Cengkareng Akan Diawasi karena Mencemarkan Kali

Reporter

Editor

Mustafa moses

Jumat, 10 April 2015 14:39 WIB

Sejumlah warga membantu pengendara untuk berpindah jalur saat terjadi kemacetan di ruas jalan raya Daan Mogot, Jakarta Barat, Selasa (15/1). Kemacetan arus lalu lintas dari Grogol menuju Cengkareng tersebut karena genangan air akibat meluapnya sungai Monkevart akibat hujan yang mengguyur Jakarta. ANTARA/ Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Basuki Tjahaja Purnama geram ketika banyak pabrik di sepanjang Kali Mookervart, Jakarta Barat, membuang limbah industri tanpa melalui proses pengolahan. Ia mengancam akan memberi sanksi tegas terhadap camat yang bermain mata dengan pabrik-pabrik nakal.

"Saya siap mengawasi pabrik-pabrik ini. Hari ini saya lakukan pendataan ulang pabrik-pabrik yang ada di Cengkareng," kata Muhammad Ali, Camat Cengkareng, Jakarta Barat, kepada Tempo, Jumat, 10 April 2015.

Meskipun pengeluaran izin dan pengawasan terhadap limbah bukan wewenang camat, ia berjanji membantu mengawasi pabrik besar, seperti Alkaline dan ABC, sampai industri rumah tangga, seperti pabrik tahu-tempe. "Jika ada pelanggaran, akan langsung dilaporkan ke dinas terkait," katanya. Ia optimistis industri skala besar sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang baik.

Meski demikian, Ali skeptis terhadap kualitas pengolahan limbah industri rumah tangga. "Saya akan memonitor sendiri, sebab industri ini kadang membolongi sheet pile," katanya. Ketika musim hujan datang atau permukaan sungai meninggi, kata dia, banjir di permukiman terjadi karena sheet pile yang bolong membuat aliran air masuk ke kawasan hunian penduduk.

Ali menampik kabar bahwa ada banyak pabrik ilegal yang berada di pinggiran Kali Mookervart. Pabrik besar di sana, kata dia, hanya ada ABC dan Alkaline. Sedangkan industri rumah tangga sebagian besar berada di wilayah Rawa Buaya. Air Mookervart yang hitam, Ali menuturkan, kecil kemungkinannya disebabkan oleh pabrik di Cengkareng. "Dari Tangerang dan Kali Deres memang sudah hitam," katanya.

Camat Tambora, Mursidin, mengatakan, sebelum ada insiden Ahok geram dengan limbah industri yang dibuang di kali, ia sudah mengawasi seluruh industri yang berlokasi di Tambora. "Saya kirim surat edaran ke home industry, kayak sablon, konveksi, pengolahan kedelai, sampai apartemen, mal, dan hotel," katanya. Jika ada yang terbukti tak memiliki pengolahan limbah yang baik, kata dia, akan dilaporkan ke dinas terkait dan dibina.

DINI PRAMITA

Berita terkait

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

57 menit lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

3 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

9 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

34 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

34 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

39 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

48 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya