TEMPO.CO, Jakarta - RS, 16 tahun dan FR, 17 tahun, adalah para pencuri belia yang datang dari Lampung Timur. Mereka baru diajari cara mencuri sepeda motor oleh seorang otak pencurian bernama Sakaria, 32 tahun.
FR mengaku pergi ke Jakarta karena diajak RS. Mereka memang berteman karena sama-sama tinggal di Kecamatan Jabung, Lampung Timur. "Kami datang saat siswa kelas XII ujian," katanya, Jumat, 24 April 2015.
FR dan RS sama-sama mengaku kepada kedua orang tuanya pergi ke Jakarta untuk menghabiskan hari libur. Kebetulan, RS memiliki kakak yang tinggal di Jakarta. Namun, nyatanya, di Jakarta mereka bekerja sebagai pencuri.
FR mengatakan dia diajari teknik mencuri oleh Sakaria, termasuk teknik meloloskan diri. Beberapa kali dia diberi kesempatan menjadi eksekutor alias yang mencongkel kendaraan yang hendak dicuri menggunakan kunci letter T. "Saya bisa dapat 300-500 ribu dari satu aksi," ujarnya.
Kepala Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto mengatakan dua remaja ini memang merupakan rekrutan baru Sakaria. Pria asal Lampung tersebut sudah cukup terkenal di dunia pencurian dengan kekerasan dan pencurian dengan pemberatan. "Dia residivis. Ini komplotan baru yang dia buat," tuturnya.
Dia mengatakan pria yang akhirnya tewas di tangan polisi itu memang sudah membentuk banyak kelompok pencurian. Pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait dengan hal tersebut. "Sedang kami kembangkan jika ada yang berkaitan dengan orang ini," dia menjelaskan.
Sakaria tewas ditembus timah panah polisi karena berupaya melawan saat akan ditangkap pada Jumat dinihari, 24 April 2015. Dia melawan dengan menembakkan senjata api rakitan miliknya ke arah polisi di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat.