#SaveJambulKuning, Warga Serahkan Kakatua Peliharaannya ke Badan Konservasi

Reporter

Selasa, 19 Mei 2015 05:05 WIB

Burung Kakatua Jambul Kuning yang diserahkan warga, di Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Jakarta, 11 Mei 2015. Mencegah burung langka tersebut dari kepunahan, maka burung tersebut akan dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa untuk direhabilitasi sebelum dilepas liarkan.M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Bogor -- Dua burung Kakatua Jambul Kuning atau Cacatua Sulphure yang merupakan satwa dilindungi pemerintah karena sudah langka, diserahkan oleh pemiliknya kepada petuga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Senin 18 Mei 2015.

"Dua burung langka tersebut diserahkan sukareala oleh pemiliknya yang merupakan warga Cilodong Depok, dan warga Cileungsi, Kabupaten Bogor," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bogor, Ari Wibawanto, saat ditemui di kantornya, di Jalan Raya Karadenan, Cibinong, Senin 18 Mei 2015.

Ari mengatakan, berdasarkan keterangan dari salah satu pemilik yang menyerahkan burung tersebut pada BKSDA, mendapatkan burung langka tersebut dari temannya. "Menurut pemilik dia mendapatkan burung itu dari rekan kerjanya sebagai kenang-kenangan," kata dia.

Salah satu burung Kakatua yang diserahkan oleh pemiliknya warga Depok tersebut, diperkirakan berusia 8 tahun dan memiliki ukuran 30 sentimeter. "Sedangkan burung yang diserahkan oleh warga Bogor berukuran 25 sentimeter dan diperkirakan berusia 5 tahun," kata dia.

Menurut dia, habitat asli kedua burung tersebut tersebar di Sulawesi, Bali, Kepulauan Sunda Kecil, Timor yang masih memiliki hutan primer, dan hidup secara berkelompok, "Hewan ini termasuk dalam kategori cerdas yang cerdas dan mengkonsumsi biji-bijian, serta aneka buah-buahan," kata dia.

Habitat mereka lebih banyak tinggal dengan cara membuat lubang di pohon, dan untuk burung betina hanya menghasilkan dua atau tiga telur setelah musim kawin. "Habitatnya sudah mulai langka karena menjadi target pemburuan masyarakat yang kemudian dijual untuk para kolektor baik," kata dia.



BKSDA Jawa Barat dalam kurun satu tahun terakhir menerima 14 ekor Kakatua Jambul Kuning dari pemiliknya untuk ditangkarkan, yang kemudian akan dilepas ke habitat liarnya, "Hewan ini sudah masuk dalam bidanang langka yang dilindungi negara sesuai dengan Undang-Undang No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekositemnya, " kata dia.

M SIDIK PERMANA

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

18 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

31 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

35 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

36 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

37 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

47 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

56 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

26 Februari 2024

Harimau Berkeliaran di Lampung Barat, Kandang Jebak dan Personel Pemburu Ditambah

Sebelum peristiwa dua warga diduga tewas diterkam, berulang kali laporan diterima perihal penampakan harimau.

Baca Selengkapnya